Di pagi hari yang cerah ada seorang anak laki-laki yang sedang duduk di bawah pohon.
"Huh,apa yang harus aku lakukan ya..."hayam berpikir.
"Untuk masalah senjata sudah diselesaikan tetapi untuk masalah buta huruf itu memerlukan waktu, mungkin aku harus membuat kertas"
Sejak Hayam berusia 3 tahun dia sudah mempromosikan banyak hal mulai dari penggunaan kotoran menjadi pupuk hingga membuat semen tetapi untuk mempromosikan angkatan laut itu adalah hal yang sulit karena hanya ada sedikit nelayan apalagi para pengrajin hanya membuat sampan belum pernah ada yang membuat kapal 100 ton keatas.
Memikirkan hal-hal itu membuat ia sakit kepala apalagi yg membuat ia ingin marah atau tertawa adalah hanya menggunakan emas untuk alat tukar itu adalah hal yang sangat boros karena di pulau jawa ini ada banyak tambang perak dan tembaga,bahkan tambang perak tidak di kembangkan karena kurangnya pengetahuan.
Jadi Hayam selalu ingin melakukan ekspedisi keselatan karena ia memiliki pengetahuan masa depan bahwa di selatan ada beberapa tambang yg sangat penting menurut ingatanya ada tambang batubara,perak,tembaga,besi walaupun dikerajaan sudah ada tambang emas walaupun jumlahnya tidak sebanyak yang ada dikerajaan Pajajaran tetapi menurut Hayam itu sudah cukup karena emas itu hanya untuk membuat koin. Ekspedisi keselatan ini pasti aka memperoleh budak suku barbar yang sangat banyak yang bisa digunakan untuk membangun jalan,jembatan,dan tembok kota.karena promosi semen dan rumah lumpur jadi kerajaan Majapahit sudah memiliki tembok kota walaupun itu hanya di ibukota tetapi itu hal yang sangat baik karena kerajaan-kerajaan di pulau jawa sangat sesikit tempat yg dapat disebut kota bahkan fasilitas jalan sangat sangat buruk.
Saat Hayam sedang duduk dan memikirkan sesusatu tiba-tiba ada suara lembut seorang wanita dari belakangnya,
"Putraku apa yang sedang kamu pikirkan"
"Bukan apa-apa hanya sesuatu yang tidak penting"
"Ohhhh... jika itu bukan sesuatu yang penting bolehkah ibu mendengarkanya"
"Huh... apakah ibu ingin tahu apa yang sedang aku pikirkan"
"Ya tentu saja mungkin ibu bisa membantumu"
"Ya, sebenarnya ibu apa kamu merasa bahwa rakyat kerajaan ini sangat bodoh,bahkan untuk membuat mereka belajar membaca itu harus melakukan bujukan berkali-kali"
"Sebenarnya putraku bukan rakyat yang bodoh tetapi untuk apa mereka membaca,toh bahkan jika mereka bisa membaca apa yang bisa mereka baca, kertas itu sangat mahal bahkan di kerajaan kita hanya menggunakan perkamen kulit,kerajaan tidak memiliki teknologi untuk membuat kertas hanya kekaisaran timur yang bisa membuatnya"
"Yah apakah ibu tidak tahu cara membuatnya bukanya ibu dari negri arab yang jauh",
"Sebenarnya ibu tidak tau apa-apa tentang arab nak,ketika ibu tiba di jawa ibu masih kecil jadi kenangan tentang arab sangat sedikit"
"Uhhh"keluh hayam sambil berpikir
Lalu saat hayam berpikir tiba-tiba dia mendapat ide tetapi sebelum itu dia bertanya pada ibunya,
"Ibu apa dikerajaan kita ada tanaman bambu"
"Sepertinya ada didaerah dekat tumampel,kalu tidak salah ada desa diselatan tumampel dan ada hutan bambu disana"
"Nah itu dia"
"Apa maksudmu"
Hayam tidak menjawab pertanyaan ibunya,dia langsung pergi kekamarnya dan mencari alat tulis dan perkamen,lalu dia langsung menulis cara membuat kertas dengan bambu.
.
.
.
.
.
.
Setelah lama menulis Hayam sudah selesai tetapi dia merasa perlu melakukan uji coba pembuat kertas,karena dia tidak yakin apa cara ini benar.
Hayam hanya pernah membaca caranya di forum-forum dan itu tidak jelas jadi dia hanya memanggil pelayan.
"Pelayan!!!!!!"teriak hayam
"Iya tuan apa ada yang bisa saya laukakan?"kata pelayan wanita itu
"Cepat panggilkan cakra"kata hayam
"Baik,tuan"
Setelah beberapa saat seorang pria bertubuh besar dengan armor kulit datang dan memberi hormat,
"Yang mulia pangeran ada yang bisa saya lakukan"kata Cakra
"Cakra kamu kumpulkan beberapa orang lalu pergi ke tumampel dan ambil bambu yang ada disana"perintah hayam
"Berapa jumlah yang harus hamba bawa"lata cakra.
"Semakin banyak semakin bagus"
"Baik,pangeran".
.
.
.
.
.