webnovel

Akhirnya Menanggapi....

Dibandingkan kegilaan para penonton wanita, kegilaan para penonton pria bahkan lebih mengejutkan!

Tapi ini wajar, karena lagu karya Queen kebanyakan ditujukan untuk pria, bukannya wanita.

Antusiasme para penonton membuat Samael terkekeh ringan san dia langsung memberikan hormat ala butler pada mereka.

Suasana di studio langsung didorong ke titik tertinggi. Wanita dan pria bahkan meneriakkan namanya, dan banyak orang gila-gilaan menjadi fansnya !!!!

Dia tersenyum dan berinteraksi dengan semua orang, lalu menatap Shakira, dan mengangguk sedikit padanya.

Shakira jelas bisa melihat ini dan dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan ringan dan memberikan jempol padanya.

"Michael, sungguh, kau membuatku takut sampai mati. Coba lihat, betapa seksi dirimu di mata publik sekarang." Shakira tidak pandai siaran langsung, dan itu jelas dengan keterusterangan kata-katanya yang terlalu jelas.

Tapi Shakira tidak peduli, karena dia paham betapa kerasnya usaha Samael yang melelahkan untuk membiarkan karya Orisinil itu membuat kehebohan seperti ini !!!!

"Hidup selalu penuh tantangan. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah tahu dimana batasan dari diriku." Jawab Samael tanpa malu-malu bahkan jika dia adalah penjiplak lagu.

Mata Shakira membulat, dan tiba-tiba dia tidak bisa bergerak kaku karena kesombongan Samael !!!

Tiga mentor lainnya tertawa sangat keras, karena mereka sangat suka melihat ekspresi kekalahan dan kaku Shakira !!!!

"Ehem! Baiklah Michael, apa kata-katamu untuk fans diluar sana?" Carson menyelematkan Shakira!

Samael melambaikan tangannya pada kamera dan berkata, "Kalian bisa mendukungku dengan mendownload lagu ini di I-Tunes, jangan lupakan itu!"

"Baiklah, sekarang mari kita beri tepuk tangan untuk Michael, lalu kita mulai babak PK untuk siswa mentor Adam !!!!"

Dibarengi tepuk tangan, Samael pergi dengan tenang menuju luar studio.

Bagaimanapun dia sudah selesai bernyanyi dan tidak perlu lagi untuk tetap berlama-lama disana.

Setelah membereskan barang-barangnya sendiri di belakang panggung, dia pergi.

Saat mengemasi barang, banyak orang ingin dekat dengannya. Meski dia tidak terlalu antusias, dia tidak memiliki wajah dingin.

Paku kecil tidak terlalu berguna, tapi bisa menembus telapak kaki dengan menyakitkan. Jika satu senyuman bisa menyelesaikan masalah, jadi, kenapa harus repot-repot?

Dalam perjalanan pulang, Samael tidak lupa memberikan pesan pada Shakira untuk memberitahunya bahwa dia telah pulang.

Shakira membalas dengan cepat dan memberitahu Samael bahwa dia harus terus menjaga kesehatannya karena besok dia masih harus berpartisipasi di kamp pelatihan.

Setelah semuanya diselesaikan, dia dapat dianggap menyelesaikan tujuan tahap pertama untuk karier penyanyi Michael.

Sesampainya di rumah, Ririca bergegas membuka pintu, dan begitu dia melihat Samael yang sudah melepas make-up di wajahnya, dia langsung berkata dengan tajam: "Kakak Sam! Kakak Sam! Bagaimana hasilnya? Lagu tadi sangat penuh semangat !!!!!"

Wajah Ririca yang bersemangat membuat Samael tertawa dan berkata, "Tentu saja, Kakakmu adalah seorang jenius !!!!"

"Ya Ya! Kakak Sam jenius! Jadi belikan aku beberapa hal ini oke? Aku sangat menyukai Kakak !!!! Jangan lupa belikan oke?!"

Ririca memberikan sebuah lembar kertas pada Samael, mencium pipi Samael dan langsung bergegas pergi keluar tanpa melihat kebelakang.

Wajah Samael kaku saat ini, dan dia segera membaca isi lembar kertas itu....

"Apa ini? Bukankah itu seharusnya sambutan hangat yang panas dari adik tercintaku?! Kenapa jadi seperti ini !!!!!!" Samael berteriak keras sembari berjalan menuju ruang tamu dengan ekspresi tak berdaya.

"Bukankah itu karena kau terlalu memanjakannya? Selain itu, kapan kita akan kembali? Ririca dan Tilina masih harus pergi bersekolah kau tahu?" Helina datang sembari memberikan air putih padanya.

"Itu benar, sudah berapa hari keduanya meminta cuti sekolah...." Samael merenungkan hal ini dengan serius.

"Sudah kuduga kau akan mengatakan itu, jadi aku sudah membahas ini dengan keduanya dan kita, yaitu aku dan dua adikmu, serta Tiva akan kembali ke Washington besok."

"Jadi, karena itulah dia ingin banyak barang ini...." Samael tersenyum tak berdaya dan berkata, "Aku setuju, tapi maaf Bu, aku tidak bisa kembali untuk saat ini."

"Mungkin selama dua bulan, aku tidak bisa kembali ke rumah...."

Helina mengerutkan keningnya dan bertanya, "Kenapa?"

"Seperti yang diketahui, kompetisi The Voice, syuting film Iron Man akan dimulai tiga hari lagi, bulan depannya adalah syuting film lain, lalu akan ada pertemuan di Dubai bulan depan untuk pertemuan penting beberapa perusahaan di bawah tanganku." Samael menjawab sembari memberikan jadwalnya pada Helina.

Helina memeluk Samael dari belakang dan berkata dengan lembut, "Kau sudah sukses, kenapa tidak istirahat sejenak saja?"

"....Selama aku berada di rumah bersama kalian, sarafku sudah berisitirahat."

"Putraku memang keras kepala..."

Helina melepas pelukannya dan pergi meninggalkan Samael di ruang tamu bersama Lola yang menatap adegan hangat keduanya dari awal.

"Apa?" Samael bertanya.

Lola hanya mengangkat bahunya dan berkata, "Kau dan Bibi sangat dekat, terkadang kami akan iri."

Samael hanya tertawa dan tidak melanjutkan pembicaraan, melainkan ingin melihat jumlah download lagu di I-Tunes.

Setelah membuka APP I-Tunes, dia melihat data dari lagu "Bring Me to Life" dan "We Are The Champion".

"Bring Me to Life", karya Michael Jackson, total unduhan 5.678.987

"We Are The Champion", karya Michael Jackson, total unduhan 3.514.211

Jumlah download langsung melebihi 3 juta bahkan hanya dalam beberapa jam, dan peningkatan itu masih terus melonjak !!!!

"Seperti yang diharapkan dari lagu legend..."

Dari sini saja dapat dikatakan bahwa dia menang telak melawan Loven Jackob baik di VCR ataupun nyanyian !!!!

Disaat santai ini, sosok May tiba-tiba muncul di layar tablet dan langsung berkata: "Kakak, ada pesan dari Michael Gracey yang mengatakan ingin bertemu Kakak untuk membahas lagu itu, bagaimana?"

"Oh? Dia? Berikan alamat kita padanya, aku terlalu malas keluar saat ini."

"Oke~~"

Siguiente capítulo