webnovel

Mendapat Dua Istri!

"...Apa maksudnya? Tubuhku...memang milikmu..." malu, Queena berkata dengan nada yang semakin kecil.

"Bukan itu...kau lupa kejadian pada ayah dan ibumu..."

mendengar ini, Queena melirik orang tuanya yang masih linglung dan tubuhnya bergidik.

'Jika aku memakannya, apakah pakaianku akan...sobek? lalu tubuhku...' warna merah terlihat di pipinya.

Matanya mencuri pandang pada Samael dan tubuhnya memanas dan bergumam, "Jika itu kau...tidak masalah...."

Samael tersenyum dan memeluk tubuhnya dari belakang, "Masih mau mencoba?"

"...Un!"

Samael mengambil jaket lain dan bersiap dibelakang Queena.

Queena juga segera mengambil sup ayam dan mencobanya!

Segera dia tampaknya telah kembali ke rahim ibunya, hangat, sangat nyaman, bahagia, tidak bersalah, semuanya begitu alami dan indah.

Seluruh tubuhnya terasa sangat menyegarkan, seolah-olah dia tidak makan sup ayam biasa. Tetapi memakan makanan buatan dari surga!

"Ini...ini..." Wajah Queena memerah, tapi dia tidak sadar bahwa pakaiannya benar-benar sobek semua menyisakan bra dan celana dalamnya saja.

Terima kasih berkat reflek cepat Samael, bahkan Guren tidak bisa melihat sedikit celah pada tubuh Queena!

Queena tidak peduli saat ini. Dia hanya merasakan rasa sup ayam itu dan mencoba menggambarkan rasa semangkuk sup ayam ini.

Karena ... dia menemukan bahwa setelah mencoba semangkuk sup ini, dia merasa bahwa makanan di luar tidak akan berefek pada mulutnya lagi!

"Samael, sup itu...." Mata Queena bergetar saat menatap Samael.

"Bagaimana rasanya?"

"Ini sangat lezat..." Queena akhirnya mengerti apa yang terjadi dengan adik dan orang tuanya pada saat itu.

Tapi dia juga aneh, kenapa gadis kecil tadi tidak berefek apa-apa?

"Yah, terima kasih...tapi bisakah, kau kembali ke kamarmu?...Jika tidak..."

Queena memandang tubuhnya dan segera menjerit "Aah-!!!" dan segera berlari ke kamarnya.

"Apakah sangat lezat?"

Guren menatap Queena sebentar dan segera menatap sup ayam buatan Samael dengan sedikit tidak puas.

Dia tidak percaya. Jadi, dia juga ikut mengambil sendok dan segera mencobanya.

Setelah dia mencobanya, seluruh tubuhnya bergetar, dan dia duduk tegak di kursi, matanya melebar, dan wajahnya pucat pasi...sampai akhirnya bajunya terlepas memperlihatkan dada kokohnya.

Mungkin karena dia masih bisa disebut master dalam hal memasak, efek mencoba hanya sekedar melepas bajunya saja.

Guren pada awalnya penuh percaya diri dalam masakannya. Tapi hari ini, dia tahu apa maksdunya "Ada langit di atas langit."

Setelah dia mencicipi sup ini, Guren merasa bahwa makanan paling enak di dunia di depan sup ayam ini, hanyalah sampah!!!!

Dia tahu bahwa dia telah dikalahkan telak. Dia juga tidak merasa heran lagi dengan Queena yang menyukai Samael dan bukan dirinya sendiri. Hanya dua poin ini saja, dia sudah kalah total!

"Bu, sudah kenyang! Aku sudah selesai makan."

Gadis kecil itu selesai makan semangkuk besar nasi dan sup ayam buatan Samael. Lalu dia segera memandang ibunya dengan gembira.

"Nak...kau benar-benar makan semangkuk ini?"

Mei lupa berapa lama putrinya makan seperti ini. Dia tidak bisa membayangkan bahwa dia bisa menyelamatkan nyawa putrinya hanya dengan semangkuk sup ayam ini!

"Um..." Gadis kecil itu mengangguk bahagia.

"Oke, oke..."

Mei dengan cepat memeluk gadis kecil itu ke dalam pelukannya yang hangat dengan matanya yang merah.

Dia tahu bahwa semangkuk sup ayam ini telah menyelamatkan nyawa putrinya!

Sekarang setelah putrinya makan, itu berarti putrinya telah diselamatkan! Meskipun nafsu makannya masih akan lama untuk kembali, tapi bukan berarti tidak bisa sembuh!

Asalkan dia perhatian pada putrinya, maka dia akan sembuh!

"Bibi, cepat dan bawa putrimu ke rumah sakit untuk diperiksa! Ini hal yang baik untukmu sekarang."

Samael segera menyela Mei dan putrinya sambil tersenyum.

"Ya, terima kasih! Terima kasih...."

Mei mengambil putrinya dan pergi langsung ke rumah sakit!

"Ini benar-benar hebat, anoreksia gadis kecil itu sudah terselesaikan hanya dengan sup ayam."

"Ini adalah keajaiban medis! Banyak rumah sakit tidak dapat menyembuhkan penyakit ini! Tapi sekarang, semangkuk sup ayamnya bisa menyembuhkannya? "

" Ini...apakah sup ayam ini begitu enak? "

Para tetangga yang tertarik dengan aroma sup ayam buatan Samael, saat ini semuanya mengoceh satu per satu.

Serius, melihat penampilan semua orang ini, Samael bangga! Dia tahu bahwa masakannya sangat hebat dan menggugah selera!

"Ayah, Bu, aku ingin mengumumkan satu hal."

Pada saat ini, Revina mendorong pintu kamarnya hingga terbuka dan berjalan keluar dari ruangan sambil menyeka air matanya. Tentu saja, pakaiannya telah berubah. Alasannya jelas, pakaian yang tadi sudah sobek.

"Ada apa?" Cros yang menutup pintu rumahnya memandangi Revina dengan aneh.

"Aku tidak peduli lagi! Aku tidak akan membiarkan Samael bersama kakak perempuanku! Karena...karena Samael adalah cinta pertamaku! Dia adalah milikku." Revina sangat serius dan berkata dengan penuh tekad.

Tetapi nada seperti ini membuat orang di tempat itu tertegun. Kecuali Cros.

Cros sudah lama tahu dan Tulie akhirnya mengerti mengapa Revina sangat bersikeras memisahkan Samael dan Queena, alasannya sebenarnya ada di sini.

Adapun Guren, dia merasa ditusuk di dadanya lagi, total dadanya serasa ditusuk sudah sebanyak...4 kali? kasihan.

Sejak awal, Guren berpikir bahwa Revina yang mendukung dirinya dengan kakak perempuannya ini karena dia terpesona dengan keahlian dan bakatnya.

Tapi sekarang, mengetahui tujuan sebenarnya Revina....Guren benar-benar ingin menemukan lubang untuk bersembunyi disana!

"Gadis sialan! Apa yang kau bicarakan? Hari ini adalah pertama kalinya kau bertemu Samael bukan? Kapan dia menjadi cinta pertamamu? Apakah kau sudah sangat tidak tahu malu saat ini? sungguh, kesombonganmu sudah melebihi level tertinggi bukan?! "

Queena yang mendengar ini di kamarnya segera berteriak dengan marah!

"Aku tidak peduli, dia adalah cinta pertamaku, aku sudah jatuh cinta padanya..."

Setelah semangkuk sup ayam ini, Revina mengetahui bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada Samael. Bahkan jika...dia adalah pacar kakaknya!

"Tapi..." Tulie ingin berkata, tapi disela Revina.

"Tapi kenapa? Bahkan jika kakak punya anak dengannya, aku masih bisa menjadi miliknya! Dunia memperbolehkan poligami!"

"Kau adik sialan!" Queena membuka pintu dengan keras!

" Apa?! Aku tidak takut pada kakak!..."

Kedua saudara perempuan itu bergegas menuju satu sama lain dan segera memandang satu sama lain.

Tulie dan Cros tampak malu ketika mereka melihat kedua putrinya yang seperti ini.

"Paman, bibi! Aku kenyang, aku akan kembali dulu, kalian makan perlahan."

Mengambil keuntungan ini, Guren langsung bangkit dan mengucapkan selamat tinggal kepada keduanya.

"Ya, hati-hati!" Cros melambaikan tangannya dan wajahnya tidak peduli saat ini.

"Ugh..."

Hati Guren terluka parah lagi, dia sangat disambut ketika dia datang. Tetapi ketika dia akan pulang, Cros bahkan tidak melirik dirinya sendiri!

Guren merasa sedih. Sejak saat itu, kekalahannya benar-benar pasti sudah...

Lalu dia keluar dari pintu dan bahkan tidak berbalik ke belakang.

Cros yang melihat kepergian Guren segera berkata, "Revina, apakah kau benar-benar menyukai Samael?"

"Tentu saja!" dia langsung menjawab.

"...Kalau begitu, ayah izinkan!"

"...."

Semuanya hening seketika, bahkan Samael sendiri tidak bisa berkata-kata.

"Apakah itu benar?! Yay, ayah memang yang terbaik!"

"Tidak mungkin! Ini semua salahmu, gadis sialan!"

"Hahaha, aku menang!"

Dan keduanya mulai saling menjambak satu sama lain rambut keduanya. Tulie tertawa kecil melihat ini dan tidak melerainya, adapun Cros, dia hanya menatap Samael dengan tatapan.

""""Aku menyerahkan kedua putriku padamu, jika kau berani membuat mereka menangis....cuci lehermu...""""

Samael yang hanya memiliki kekuatan sekitar 5 poin, dihadapan Cros yang memiliki kekuatan 238 poin menurut May, hanya bisa mengangguk patuh.

"Nah, Samael! Abaikan mereka, mari kita terus makan." Melihat dua putrinya yang masih bertengkar dengan hebat, Cros berkata seperti itu.

"Oke, ayah!" Samael tertawa getir dan duduk.

"Terkikik....Kakak, selamat karena mendapat dua istri baru~"

"Huh...apa yang harus kujelaskan pada Helina nanti...." Samael tertekan, tapi May semakin tertawa hebat.

Siguiente capítulo