webnovel

Duel

"Dita??.."

"Terserah..." balas seseorang yang disebut namnaya. Yang tak kalah anehnya dari Alifah menurut Alif..

"Karena mereka"kata Alifah kembali menatap Alif.

Jawaban Alifah tidak membuat Alif puas.

"Iya tapi kenapa??"

Alifah tersentak, pasalnya suara Alif dia naikkan tiga oktaf dari sebelumnya. Kembali Alifah menarik nafas dan diam diam menelan air liurnya. Masalahnya dia bukan gugup sama Alif, tapi dia takutnya penjelasan Alifah tidak diterimahnya. Cowok dihadapannya ini kan menyebalkan jika diajak peran pemikiran seperti ini. Ya kalau pak Rahmat sih di bujuk lama-lama pasti nyerah juga walau pake cara ekstrim sih.

"Saya tidak ingin latihannya digabung dengan cowoknya."

"Susah ya, ngomong sama manusia Alien kaya kamu"

Alifah geram mendengar ejekan Alif. Ingin rasa ia mendaratkan tinjunya di wajah tampan cowok ini agar teman ceweknya tidak ada yang jadi bucin lagi.

"Kalian para cowok cowok sengaja menangtang kami untuk bertanding. Di saat kami lengah kalian dengan sengaja menyentuh yang seharusnya tidak kalian sentuh.

Dan kalian membenarkan itu dengan dalih kalau hal seperti itu dalam latihan hal yang lumrah. Dan kamu!" Tunjuk Alifah pada Alif

"Apa kamu senang melakukan itu?diantara kami masih ada yang ilmunya dibawa rata-rata. Dan saat kami tidak meladeni kalian,kalian bilang kami lemah dan takut. Apa pertanyaanmu sudah terjawab?"demo Alifah.

Sekilas ia melihat ekspresi meringis sekaligus gelengan kepala Evi dan anggukan kepala Fira. Dalam hatinya ia berfikir "apa omongannya keterlaluan?" Karena melihat ekspresi Evi dari kejauhan sana, bukannya anggukan yang sama seperti Fira yang ia dapat. Itu artinya hanya Fira yang sependapat dengan dirinya Evi tidak.

Jangan ditanya kenapa Fira mengangguk, karena dia pernah mengeluh mendapatkan perlakuan yang dikatakan Alifah dan karenanya dia akan keluar dari latihan yang dianggapnya seperti latihan meliter.

Semua mata tertuju pada Alifah. Yang tadinya riuh karena latihan kini hening cipta. Tak ada yang menyangka kalau Alifah bisa berkata kasar dengan cowok yang ada dihadapannya. Selama ini belum ada yang menantang Alif.

Entah itu dari pihak siswa maupun dari para guru sekalipun. Lebih lebih Alifah yang dikenal dengan kalemmya dengan suara yang rendah, dan jangan lupakan irit kosakatanya dalam berbicara. Dan kali ini teman temannya mendengarkan Alifah meninggikan volume suaranya

"Tapi kamu cuckup berani dan tangguh kok. Dan saya minta ralat ucapanmu kalau kami seakan melakukan pelecehan. Hal itu biasa terjadi secara spontan saat latihan. Itu bukan kesengajaan FARADIBA ALIFAH AZ ZAHRA!!" Kata Alif penuh tekanan merasa keberatan dengan perkataan Alifah. Apa susahnya sih minta baik baik. Kalau itu menganggu keleluasaan cewek dalam bertanding jika mereka digabung.

Jawaban itu yang seharusnya Alif ingin dengar dari mulut Alifah. Alif juga akui kalau sebaiknya memang mereka terpisah,tapi mendengar jawaban Alifah yang terdengar kasar membuat Alif ingin membuat ini tidak akan gampang untuk Alifah.

"Ya karena itu kami menghindarinya"

"Baiklah, tapi dengan satu syarat"

"Saya tidak ingin bertanding jika itu syarat yang kamu ajukan"

Alif hanya tersenyum miring tebakan Alifah benar.

"Kalau kamu tidak mau berarti saya tidak membiarkan pak Rahmat menandatangani surat izin yang kamu ajukan" ancam Alif."dan saya akan menutup tempat pelatihan ini. Kamu tidak membiarkan saya melakukan itu kan?

"Apa latihannya akan dipisah jika saya menyetujui persyaratanmu?"tanya Alifah. Alif sesuai tebakannya. Ini tidak akan berhasil jika tidak ada bayaran yang harus dibayar oleh Alifah.

"Iya jika kamu yang menang"jawab Alif dengan entengnya.

"Kalau saya kalah?"

"Tidak ada pemisahan"

"Bukannya syaratnya hanya bertanding dengan kamu tampa saya harus menanag?!"

"Itukan menurut kamu. Bukan perkataan aku".

"Baiklah" kata Alifah pada akhirnya. Berharap ini yang terakhir kalinya. Demi tidak berikhtilath(campur baur) dia rela menerima tantangan Alif.

Adu kekuatan pun terjadi. Serangan demi serangan diluncurkan. Masing masing mencari titik lemah lawan. Barisan yang awalnya tersusun rapi kini melingkar menyaksikan dua sejoli bertanding untuk yang pertama kalinya. Apalagi Alifah, ia sangat jarang mengeluarkan jurus jurusnya yang memukau.

Tapi sayang pertandingan yang awalnya akan dianggap semakin seru terhenti saat Alif tidak sengaja menyambar kerudung Alifah dan hampir saja menampakkan rambutnya. Semua orang menahan nafas beberapa detik. Kejadiannya terlalu cepat, Alifah bahkan sulit menghindarinya, gerakan kepalan tinju yang akan dia arahkan kedada Alif terhenti melayang diudara. Dengan sigap Evi maju kedepan membantu membenarkan kerudung Alifah.

"Kamu tidak apa apa,Fah?" Tanya Evi khawatir melihat wajah Alifah pucat pasih.

"Aku kalah, dan aku keluar" kata Alifah lirih.

Tapi sebelum dia meninggalkan ruang latihan ia menolek kearah Dita" Dita kamu gantikan posisi aku!"

"Eh kok aku?!" Protes Dita tidak setuju.

Setela kepergian Alifah disusul Evi dan Fira kini semua mata mengarah ke Alif seakan menghakiminya. Kalau boleh jujur Alif juga ikutan terkejut dengan kejadian ini, sungguh dia tidak sengaja melakukannya. Semenjak kejadian itu Alifah off dari latihan bela diri yang merupakan nafas Alifah

***

Flash on

" kejadiannya kan sudah lama? Kenapa minta maafnya baru sekarang?"

***

Gosip pun menyebar luas secara cepat. Insident penamparan cucu pemilik sekolah menyerupai virus, di kantin di sekolah dimana pun semua membicarakannya.

"He.. Alifah!! Jangan mentang mentang kamu sahabat Alif seenak jidatnya kamu menamparnya ya. Tangan kotormu itu jangan kamu pake merusak wajah tampan idolah kami" cegah teman sekelasnya saat Alifah hendak masuk ke kelas.

"Aku sih heran, apasih yang Alif liat dari kamu??"tambah temannya lain.

"Mendingan Alif sama Alifah dari pada sama kamu. Tapi bukan Alifah kamu ya"

Alifah hanya diam tak membalas hinaan temannya, walaupun dia mulai gerah karena kembali di banding bandingkan dengan Alifah.

"Kenapa?? Kamu tidak setuju? Tersinggung?

"Minggir!! Biarkan saya lewat!"

"Jangan har..."

"Jangan mengalangi jalan!" Kata Alifah(Faradiba Alifa Az) dari belakang menghentikan pertiaian teman temannya. Otomatis ketiga temannya itu memberi jalan Alifah." Kamu tidak masuk?" Tanya Alifah melihat Alifah (Alifah putri AR) hanya diam.

"Kenapa kamu menatapku? Kamu juga ini mencercahku? Silahkan!. Saya sudah keyang dengan kalimat kalian" kata Alifah(AR) saat mendapati Alifah (AZ) malah melihatnya bukannya duduk di bangkunya.

"Aku sarankan kamu mulailah bersosialisasi dengan teman yang lainnya. Jangan hanya ada Alif yang ada dalam duniamu. Mereka seprti itu karena mereka enggak tau siapa kamu. Mereka enggak tau kalau kamu juga ingin akrab dengan mereka. Dengan kamu menutup diri dan kurang terbuka mereka malah menganggap kamu itu saingan mereka"

"Apa kamu tidak menganggap saya sainganmu?" Tanya Alifah(AR)"Oh aku tau kamu kan bintangnya. Aku tidak ada apa apanya di bandingkan kamu" sambung Alifah menjawab pertanyaannya sendiri.

"Dan berhenti berprasangka buruk dengan orang lain. Selalu lah barfikiran positif. Pikir 1001 cara agar kamu tidak berfikiran negatif supaya kamu tidak menyesal. Sama seperti kamu dengan Alif"

"Apa maksud kamu?"

"Aku tidak tau apa masalahmu dengan Alif dan saya tidak peduli itu. Tapi jika kamu ingin mendengarkan saran saya sebaiknya kamu mendengarkan penjelasan Alif jika dia punya salah terhadapmu. Jangan malah menamparnya ditempat umum. Dan ini" kata Alifah menyodorkan kertas pesawat Alif yang dia pungut tadi. "Bukalah! itu seharusnya yang akan Alif berikan kekamu sebelum kamu menamparnya"

Alifah terkejut saat membaca tulisan tangan Alif. " Alifah izin aku melamarmu". Responnya hampir sama dengan Alifah. Dia menyesal telah menampar Alif. Alifah benar seharusnya dia tanya dulu ke Alif memastikannya bukan langsung salah faham begini.

"Kenapa kamu seakan membela Alif?? Apa kamu mulai meyukainya? Tanya Alifah, menghentikan langkah Alifah saat hendak duduk di bangkunya.

Siguiente capítulo