webnovel

Mandilah Dulu

Editor: Wave Literature

Luo Wei berdiri di satu sisi dan menunjukkan jalan untuk Bai Ran, "Nona Bai, silakan masuk lewat sini."

Bai Ran mengangguk, lalu berjalan mengikuti langkah Luo Wei. Karena hari sudah malam hari, Bai Ran tidak bisa melihat dengan jelas seberapa besar kediaman merah ini. Saat masih berada di mobil tadi, ia hanya bisa melihat tembok-tembok tinggi dan terus memandanginya selama kurang lebih sepuluh menit. Begitu ia masuk ke dalam, ia melihat hamparan hijau hampir di mana-mana. Mulai dari rumput, taman bunga, dan bahkan hingga hutan. Ya Tuhan! Sebenarnya seberapa besar kediaman ini? pikir Bai Ran Semakin ia berjalan masuk dan semakin banyak yang dilihatnya, ia merasa semakin tegang. Apakah aku... barusan membuat masalah dengan seseorang yang luar biasa? pikir Bai Ran lagi.

Dulu, Bai Ran hanya pernah mendengar tentang seseorang bernama Quan Rui saat berada di rumah keluarga Jiang karena kakak-beradik keluarga Jiang yang menyebutkan namanya. Tak heran, karena Quan Rui dan Jiang Bangyuan memiliki kontrak pernikahan dan telah dijodohkan sejak sebelum lahir. Bai Ran sebatas mengetahui Quan Rui sebagai pangeran keluarga Quan, seseorang yang kaya, dan berstatus sebagai Presiden Global Group. Sekarang, tampaknya Bai Ran harus memperbaharui wawasannya tentang pria itu.

Sepertinya Quan Rui bukan hanya sekadar kaya? pikir Bai Ran. Quan Rui dapat membangun vila pribadi sebesar dan seluas ini tepat di pusat kota Sanjiang. Selain sangat kaya, pria itu juga pasti memiliki kekuasaan yang cukup berpengaruh. Seseorang seperti Quan Rui yang terang-terangan membangun kediaman sebesar ini pasti memiliki kekuasaan yang kuat dan tidak bisa dianggap remeh, pikir Bai Ran lagi. Ia tiba-tiba merasa sangat sakit kepala sehingga segera menggosok pelipisnya.

Bai Ran mengikuti Luo Wei berjalan masuk ke dalam vila. Luo Wei telah mengatur Bai Ran untuk pergi kamar mandi, lalu pelayan datang membawa baju yang bersih dan berdiri di luar pintu. "Nona Bai kehujanan sampai basah, Tuan memerintahkan Nona Bai untuk mandi dulu dan mengganti pakaian yang bersih. Sebentar lagi Tuan akan datang," terang Luo Wei sambil menunjuk ke arah pakaian yang dibawakan pelayan.

Setelah keluar, Luo Wei dan George berniat untuk memanggil Quan Rui. Saat di rumah atau saat tidak ada orang-orang kain, mereka tidak perlu terlalu berhati-hati. Mereka tidak perlu memanggil Quan Rui sebagai Bos dan dan bisa memanggilnya sebagai Tuan Muda Quan.

Bai Ran mendengarkan penjelasan Luo Wei, kemudian melihat ke sekitar kamar mandi yang tampak begitu aneh. Ia mendadak langsung waspada. Ia tidak ingin tinggal di tempat ini lebih lama. Ia hanya ingin mengambil kembali cincin yang jelas-jelas adalah miliknya, setelah itu ia akan segera pergi. Ia pun cepat-cepat menggelengkan kepala dan menjawab, "Tidak perlu. Saya aku baik-baik saja. Saya sekarang ingin bertemu dengan Tuan kalian sekarang."

Luo Wei tertegun karena ia tidak menyangka Bai Ran akan menolak dengan tegas. "Nona Bai, Tuan sekarang juga sedang berganti pakaian. Tolong tunggu sebentar."

"Kalau begitu, saya akan menunggunya di ruang tamu." 

Tanpa berpikir, Bai Ran langsung berbalik dan berjalan ke arah sofa. Ia memang telah kehujanan sampai seluruh tubuhnya kotor dan basah kuyup. Jika tidak segera mandi dengan air hangat, bisa-bisa flu sudah menunggunya. Namun, bagaimanapun juga tempat ini adalah lingkungan asing baginya dan ia tidak akan bisa mandi dengan tenang di sini sehingga ia lebih memilih untuk menunggu Quan Rui saja.

Luo Wei hanya berdiri diam di samping dan tidak tahu harus bagaimana. Namun, ia juga tidak bisa berbuat apa-apa setelah melihat Bai Ran sepertinya sama sekali tidak bergerak. Ia hanya bisa meminta pelayan untuk meminta dapur memasakkan sup jahe.

Setelah dua puluh menit, Quan Rui telah selesai mandi air hangat dan berganti pakaian lalu berjalan turun dari lantai atas. Ketika Bai Ran mendengar suara langkah kaki, ia perlahan-lahan mendongakkan kepala dan melihat ke arah sumber suara. Lantai dua vila ini terhubung ke area lantai satu dengan desain bangunan dek ganda. Di sisi ruang tamu, terdapat tangga yang melingkar dari lantai bawah sampai ke lantai dua. Tepat ketika Bai Ran menengadah dari tempat duduknya, ia melihat Quan Ran yang berbalut jubah putih seperti seorang kaisar. Pria itu menuruni tangga melingkar dan berjalan ke arah Bai Ran.

Siguiente capítulo