Sorot belas kasihan melintas di mata Su Mohan, kemudian ia berkata dengan sungguh-sungguh, "Ini akan menjadi rumahmu di masa depan."
Ye Fei menggigit bibir tipisnya dengan ringan, seketika matanya menjadi berkaca-kaca. Tapi ia tidak ingin menangis, karena ia merasa dirinya terlalu munafik. Namun ia akhirnya tidak dapat membendung air matanya yang semakin banyak, lalu Ye Fei menatap langsung ke arah Su Mohan. Ia tidak berani berkedip karena tidak ingin membuat air matanya mengalir. Ye Fei hanya berharap air matanya menguap dengan cepat.
Su Mohan sedikit mengernyit, kemudian mengangkat tangannya dan dengan lembut menyeka mata Ye Fei. Jari-jarinya menjadi basah karena air mata.
Ye Fei berkata sambil terisak-isak, "Su Mohan, ini bukan rumahku. Ini adalah rumahmu. Aku tidak mampu membeli rumah yang seperti istana ini."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com