Tubuh Ye Fei menjadi kaku. Ia sedikit bersandar dalam pelukan Su Mohan dan merasa sedikit linglung untuk sementara waktu.
"Apanya yang kalah? Jelas-jelas kamu sudah menang dan akulah yang kalah." Su Mohan menunduk dan dengan lembut membelai rambut halus Ye Fei.
Mata Ye Fei berkaca-kaca. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Setelah enam tahun mendekam di penjara, ia sudah tidak percaya lagi pada air mata, sehingga ia jadi jarang menangis. Tapi sejak ia jatuh cinta pada Su Mohan, belakangan ini perasaannya menjadi lebih sensitif.
Mungkin ini yang disebut dengan cinta. Tidak hanya membuat orang memiliki kelemahan, tapi juga memiliki pelindung.
Hanya saja, apakah ia masih bisa memercayainya?
"Aku tidak mengerti." Ye Fei mendengus dan menjawab pelan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com