webnovel

Gaun Pasta Kacang yang Hilang Telah Kembali

Editor: Wave Literature

Ye Fei melirik Su Mohan dengan mata yang bersinar, lalu menjawab, "Aku tidak begitu bergairah."

Jari ramping Su Mohan mengangkat dagu Ye Fei dengan lembut dan ia berkata dengan santai, "Kalau begitu, baguslah."

Su Mohan tidak mengambil handuk yang diserahkan Ye Fei dan langsung menuju sofa. Pria itu berjalan melewati Ye Fei, tapi Ye Fei mengejarnya lagi masih dengan kaki telanjang. "Tuan, biarkan budak ini menyeka rambut Anda…"

Su Mohan tidak menganggukkan kepalanya, namun ia juga tidak menolak. Ia hanya menyalakan sebatang rokok sambil sedikit mengangkat satu kakinya di sofa. Ye Fei pun mengutuk dalam hati, Terkadang Tuhan tidak adil, contohnya seperti pria ini. Bahkan, jika seseorang tidak mengetahui apa-apa tentangnya, dia masih bisa membuat orang itu berpikir bahwa dia adalah seorang yang terlahir sebagai kaisar… Bagaimanapun, Ye Fei tetap berhati-hati menyeka rambut Su Mohan dengan handuk. Ternyata rambutnya sangat halus dan tidak menjadi kasar karena temperamennya yang buruk.

Su Mohan mengisap rokok di tangannya. Ia bisa merasakan dengan jelas tangan Ye Fei yang lemah seperti tanpa tulang berpindah-pindah di antara rambutnya hingga membuatnya merasa lebih nyaman. Tak satupun dari mereka berbicara dan suasana di ruangan itu menjadi tenang untuk sesaat. Ada sentuhan kehangatan yang membuat mereka merasa sedikit tidak nyaman.

Su Mohan memadamkan rokok di tangannya dan menarik Ye Fei dari belakangnya. Ia mencubit pinggang wanita itu dengan keras, menepuk-nepuk pantatnya, dan berkata: "Mandi dulu."

Ye Fei tersenyum dengan cerdas. "Tuan benar-benar perhatian," ujarnya.

Ye Fei meninggalkan handuk dan berlari ke kamar mandi. Su Mohan tidak bisa menahan tawanya saat melihat Ye Fei berlari dengan kaki telanjang. Jelas Su Mohan tidak bisa menahan diri, tapi ia harus bersabar untuk menunggu Ye Fei menyeka rambutnya.

Su Mohan merasa sedikit gelisah saat mendengarkan suara air yang mengalir sehingga ia pun menyalakan sebatang rokok lagi. Ia jelas menyadari bahwa ia bertingkah di luar kendali lagi dan lagi setiap menghadapi Ye Fei. Hanya dalam dua bulan, wanita ini terus membuat Su Mohan kehilangan kendali hingga harus memulai dari titik nol lagi dan lagi. Apakah aku menyukai rasa ini sehingga aku sering kehilangan kendali karenanya? pikir Su Mohan.

Setelah Ye Fei keluar dari kamar mandi, ia duduk di sebelah Su Mohan sambil menyeka rambutnya. Su Mohan mengambil sebuah tas dari kakinya dan melemparkannya ke meja kecil di depannya. Ia hanya menyipitkan mata dan tak mengatakan apapun. Ye Fei mengikuti arah pandangannya dan sedikit terkejut. Su Mohan baru saja melempar tas belanjaan dari MJ, merek fashion dari gaun pasta kacang yang Ye Fei coba pagi ini.

"Untukku?" Ye Fei sambil membuka mulutnya dengan tak percaya.

Su Mohan berkata dengan tidak sabar, "Coba pakai itu."

Ye Fei tersenyum sampai wajahnya terlihat seperti bunga yang merekah. Ia mengambil tas itu dan langsung membukanya. Gaun pasta kacang merah segera menarik perhatiannya. Itu adalah gaun yang ia coba pagi ini. Namun, ia segera teringat, Bukannya dia mengambil gaun ini untuk adik berdada besar? Mengapa dia bisa mendapatkannya kembali?

"Tidak suka?" Alis Su Mohan berkerut saat ia melihat tatapan Ye Fei.

Ye Fei tersenyum dengan manis. Sepasang matanya yang menawan seperti mata kucing menyipit hingga menjadi dua bulan sabit. Sedikit kurang menawan dari biasanya, tapi sedikit lebih lucu: "Suka, tentu saja aku suka. Mana mungkin aku tidak menyukai apa yang diberikan oleh Tuan Su?"

Alis Su Mohan tak lagi berkerut setelah mendengarkan pujian Ye Fei. Ye Fei mengambil gaun itu lalu langsung duduk di pangkuan Su Mohan, memeluk lehernya, dan mencium wajahnya. "Tuan Su, kau sangat baik," kata Ye Fei.

Suasana hati Su Mohan jelas lebih baik karena melihat wanita yang menawan itu. Kemarahan Su Mohan yang menumpuk sepanjang hari tampaknya perlahan-lahan menghilang karena beberapa kata dari Ye Fei. Karena Su Mohan tidak berbicara, Ye Fei melompat dari pangkuannya lagi dan berlari ke kamar mandi sambil berkata, "Aku akan mencobanya."

Setelah Ye Fei melepas gaun merah anggurnya, ia mengenakan gaun warna pasta kacang merah ini lagi. Warna ini jauh lebih cocok dipadukan dengan kulitnya yang putih seperti batu giok dibandingkan warna anggur merah tadi. Warna ini sedikit lebih murni, polos, dan lembut daripada warna mencolok tadi.

Ye Fei mengangguk dengan puas dan ia merasa sangat senang. Bukan senang karena gaunnya yang hilang kembali lagi, tapi karena Su Mohan yang memberikan gaun itu padanya. Hal itu tidak ada hubungannya dengan harga, tapi membuktikan bahwa ia akhirnya memiliki tempat di hati lelaki itu meskipun hanya sedikit.

Siguiente capítulo