"Bagaimana bisa dalam waktu bersamaan dia marah-marah tapi penuh perhatian? mungkin memang benar hati wanita itu perlu di mengerti." ucap Allam jadi salah tingkah, saat Fazrani memicingkan matanya menatap dirinya dengan kening mengkerut.
"Apa ada kata-kataku yang salah Dek?" tanya Allam semakin salah tingkah.
"Tidak Mas, aku hanya heran saja. Kenapa tiba-tiba suamiku berpikir tentang hati seorang wanita." ucap Fazrani seraya mengambil helm yang ada di teras.
"Nur...dia bilang masih marah dan tidak mau melihat Dokter Rasya, tapi baru saja bertanya tentang keadaannya dengan wajah cemas. Aku jadi ingat kamu dulu Dek, marah padaku tapi merawat dan menjagaku. Aneh kan? saat itu aku bingung sekarang aku juga bingung. Apa wanita seperti itu semua?" tanya Allam dengan polosnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com