webnovel

Dia Kakak Iparmu

Setelah makan Chloe membantu membereskan meja, lalu dia pergi ke toilet. Saat dia sedang mencuci tangan di wastafel Jocelyn muncul di belakangnya dan menatapnya dengan mata penuh permusuhan. Chloe membalas tatapannya dari cermin wastafel dan tersenyum.

"aku tidak menyangka selain jelek kamu juga tak tau malu" kata Jocelyn sambil menatap Chloe penuh penghinaan.

Chloe menanggapi itu dengan senyum dan membalikkan badan menghadap Jocelyn sambil menjawab "bukankah seharusnya itu kata-kataku untukmu ?"

Jocelyn melotot dengan ganas "apa kamu mau bilang aku jelek ? sebaiknya kamu ngaca sebelum mengatakan aku jelek"

"uupss...nona Jocelyn saya tidak pernah bilang anda jelek, saya bahkan mengagumi kecantikan anda, tapi....."sebelum Chloe menyelesaikan kata-katanya Jocelyn sudah memotongnya

"karna kamu mengakui bahwa aku cantik berarti kamu harus sadar diri dan mundur dari sisi Marco"

"kenapa ?"

"karna kamu tidak layak untuk Marco, selain jelek kamu juga tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sepadan untuk Marco, pekerjaanmu juga hanya pekerjaan rendahan, keberadaanmu di samping Marco hanya akan membuatnya di permalukan"

Mendengar perkataan Jocelyn, Chloe mencibir "lalu siapa menurutmu yang pantas untuknya ? kamu ? ha....ha....ha.....Jocelyn sepertinya kamu bukan hanya tidak tau malu tapi juga tidak bermoral, ingat kamu adalah sepupunya"

"kami tidak memiliki hubungan darah"

"lantas kenapa kalau tidak memiliki hubungan darah ? toh statusmu tetap adalah sepupunya, dan yang perlu kamu ingat pantas tidaknya status seseorang bukan di lihat dari wajah dan pendidikan apa lagi status sosial, jangan menganggap orang lain lebih rendah darimu karna kamu sekolah di luar negeri dan...dengar ini baik-baik lalu camkan di dalam kepalamu....yang paling penting adalah aku menjadi istri Marco karna dia mencintaiku" kata Chloe tenang namun penuh penekanan membuat Jocelyn kehilangan kata-kata, rona wajahnya berubah dari merah menjadi ungu lalu hitam, dan sebelum dia merespon Chloe meninggalkannya dengan santai.

Jocelyn mengepalkan tangannya, hatinya terbakar karna marah, kata-kata paling tabu bagi dirinya adalah ketika seseorang menegaskan bahwa dia adalah sepupu Marco. Dia tidak pernah menginginkan hubungan ini, semua karna mamanya, mama yang egois. Dia sudah tau kalau dia...Jocelyn....anak semata wayangnya....jatuh cinta pada Marco sejak satu dekade yang lalu, tapi dia tetap menikahi om Surya. Dengan wajah hitam dan hati penuh dendam Jocelyn kembali ke ruang keluarga, sebelum sampai di ruang keluarga dia memperbaiki ekspresi dan suasana hatinya lalu dia bergabung dengan yang lain.

Chloe duduk di sebelah Ny. Suri sambil mengobrol, mereka tampak santai dan akrab, Jocelyn bergabung dan ikut duduk di samping kiri Ny. Suri. Marco yang duduk di depan mereka menatap Ny. Suri dengan tatapan tidak puas. Lama-lama Ny. Suri bisa merasakan tatapan tajam anak sulungnya dan menegur

"Marco kenapa kamu memelototi mama seakan mama punya utang sama kamu saja"

Marco mengabaikan Ny. Suri, dia ganti menatap Chloe dan berkata "Chloe ayo pulang"

"hah ?" Chloe balas menatap suaminya "tidak bisakah kita tinggal sedikit lebih lama ? kamu sudah menempel padaku selama 24 jam, masa aku cuma ngobrol sama mama sebentar saja kamu sudah gelisah ?" Chloe sengaja mengatakan itu karna ada Jocelyn di situ

"Chloe....jadi maksudmu bocah muka balok ini cemburu sama mama ?" Ny. Suri ganti menatap Marco dengan jijik "ck...ck....ck...mama tidak menyangka kamu bisa jadi suami yang posesif, tapi kamu kelewatan masa sama mama juga cemburu"

Marco membalas dengan acuh "dia istriku, hanya untukku, bukan untuk di bagi-bagi"

"Chloe....." Jason yang ada di lantai dua berlari turun sambil berteriak dan berlari ke arah Chloe "besok aku mau ke coffee shopmu, aku akan membawa beberapa teman, mereka penasaran dengan komik yang lagi viral di sana, kata kak Stefan kamu yang gambar ya ?"

Marco menarik baju adiknya dan menjatuhkannya di sofa di sampingnya "panggil dia kakak" kata Marco dengan galak

"tidak mau !" Jason membela diri

"panggil dia kakak" ulang Marco

"tidak mau" Jason tetap keras kepala

"panggil dia kakak, atau aku akan mengirimmu ke luar negeri untuk selamanya ?" ancam Marco

"cih.....pria posesif, lihat kamu lebih cocok jadi pamannya dari pada jadi suaminya" jawab Jason nyolot

"pakk....." Marco memukul kepala adiknya

"aauuuu.....ma lihat dia selalu menganiayaku....dia lebih mirip ayah tiri dari pada kakakku" rengek Jason mencoba mencari pembelaan dari Ny. Suri.

"pakk....." sekali lagi Marco memukul kepala adiknya

"aauuu....." Jason menutupi kelapanya "oke.....oke...aku panggil Chloe kakak"

"lakukan sekarang"

"kak Chloe" kata Jason patuh

"ulang" perintah Marco

"kak Chloe"

"ingat itu, lain kali kalau ketemu kamu harus panggil kakak, dan besok kalau ke tokonya kasi tau teman-temanmu kalau dia KAKAK IPARMU bukan temanmu" Setelah mengatakan itu Marco berdiri dan menatap istrinya "ayo pulang, kamu hari ini capek, istirahat lebih awal"

Chloe menghela nafas dan berdiri "baiklah, kita pulang" Chloe menoleh pada Ny. Suri "ma kami pulang, lain kali kami datang lagi"

"oke !" jawab Ny. Suri sambil berdiri dari tempat duduknya "o iya mama lupa, lusa kita di undang ke rumah om Jerry, kalian datang tepat waktu ya"

"hhmmmm...." gumam Marco sambil meriah pundak istrinya.

Chloe melirik suaminya seakan bertanya, 'siapa om jerry ?'

"adik mama, dia yang membantu aku membereskan penculikmu" jawab Marco dingin.

"oh" Chloe hanya menanggapi dengan santai

"jadi apa om jerry sudah menemukan siapa dalang penculik Chloe ?" tanya Jason. Mendengar adiknya menyebut nama Chloe tanpa kata kakak di depannya Marco mengangkat tangannya, siap untuk memukul kepala adiknya, tapi Jason menyilangkan tangannya di atas kepalanya dan berkata "kakak ipar maksudku" Jason buru-buru meralatnya sebelum kepalanya di pukuli lagi oleh kakaknya yang posesif

"om Jerry belum menangkapnya tapi aku sudah tau siapa dalangnya" Jawab Marco dingin.

"beneran kamu sudah tau ?" mata Chloe langsung berbinar "kasi tau aku siapa dia, aku akan menghajarnya" tambah Chloe dengan semangat. Marco menatap istrinya dengan lembut dan mengelus kepalanya.

"sekarang bukan saatnya memberitahumu, nanti kalau saatnya tiba kamu akan tau, ayo pulang" Marco membawa istrinya keluar rumah dan mengabaikan mama dan adiknya.

🍓🍓🍓🍓🍓

Setelah pasangan itu pulang Jocelyn masuk ke kamarnya dan dengan gemetar dia meraih ponselnya. Jujur ketika tadi dia melihat Chloe muncul dalam keadaan baik-baik saja dia sudah bisa menebak bahwa upayanya untuk mencelakai gadis itu telah gagal.

Tapi meski para penculik yang dia sewa telah di tangkap, polisi tidak akan bisa melacaknya.

Para penculik tidak mengetahui identitasnya, nomor yang dia pakai untuk menghubungi mereka semua adalah nomor sekali pakai, dan uang yang dia transfer bukan dari rekeningnya jadi tidak mungkin polisi bisa melacaknya sampai kepadanya.

Tapi lirikan mata dingin Marco tadi membuatnya menggigil, seakan dia sudah mengetahui dengan pasti bahwa dialah dalang penculikan itu.

Tidak itu pasti hanya perasaan bersalahnya saja, Marco tidak mungkin tau siapa dalang sebenarnya penculik Chloe, tapi bagaimana kalau dia benar-benar tau ?

🍓🍓🍓🍓🍓

Chloe berbaring dalam pelukan suaminya dengan nyaman, dia menggosokkan kepalanya di dada bidang suaminya persis seperti kucing yang minta di elus.

"Chloe" gumam Marco

"hmm..." jawab Chloe sambil terus menggosokkan kepalanya

"berhenti melakukan itu" suara Marco terasa berat

"hmm..." gumam Chloe tanpa menghentikan kepalanya

"Chloe.....jangan mengujiku, berhenti menggosok kepalamu, atau aku akan memakanmu" suara Marco berubah serak

"hmm.....Marco.....umm.....apa yang kamu lakukan ?" Mata Chloe langsung terbuka ketika bibir Marco melumat bibirnya

"memakanmu" mata Marco telah berkabut oleh nafsu

"hentikan" dengan satu tangan Chloe mendorong dada Marco dan tangan yang lain mendorong kepalanya. "aku capek, aku mau tidur"

Marco meraih tangan istrinya yang tengah mendorong kepalanya dan mencondongkan kepalanya, tapi Chloe menundukkan kepalanya menghindari bibirnya

"cabul, berhenti...aku mau tidur" Chloe menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"ayo kita olahraga sebentar biar tidurmu lebih nyenyak" tangan Marco menyusup ke balik kaos istrinya, dan tangannya yang lain membelai bokongnya

"tidak, hentikan dasar cabul" protes Chloe sambil berusaha menyingkirkan tangan suaminya.

Marco menggunakan kesempatan itu untuk melumat bibir istrinya, sedangkan tangannya sudah mulai menjelajahi lekuk tubuhnya di balik kaos longgar yang di kenakan istrinya.

Sekuat apa pun Chloe mencoba memberontak dia tetap kalah oleh kekuatan suaminya dan ciumannya mulai merusak akal sehatnya, akhirnya dengan pasrah sekali lagi dia masuk dalam jebakan suaminya dan membiarkan suaminya memakannya. Ah.....sejak semula sepertinya dia telah masuk jebakan serigala cabul ini, dan sekarang sudah terlambat baginya untuk menyesalinya.

Siguiente capítulo