Wajah Meta langsung merah padam, terlebih saat supir pribadinya itu keluar dari mobil. Sementara, raut wajah kesal Yoga coba sekuat tenaga untuk dia hilangkan. Sesekali dia mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian dia menghela napas panjang. Dia langsung masuk ke dalam mobil, kemudian memandang istrinya dengan tatapan yang sendu dan manis luar biasa.
"Hadiah, untukmu," kata Yoga, menyerahkan buket bunga itu kepada istrinya tapi istrinya tak menanggapi sama sekali, Yoga benar-benar diacuhkan sekarang.
"Biar saya yang bawa, Pak," akhirnya Fatma mengambil bunga itu. Agaknya dia tidak enak, karena Yoga sudah menyodorkan bunga itu. Meta kemudian mengambil bunga itu, menurunkan salah satu jendela mobil kemudian… dibuang.
Fatma dan Nani tampak terkejut dengan hal itu, ini adalah hal yang tidak pernah dilakukan Meta sama sekali. menjadi pembangkang dan bersikap kurang ajar atas pemberian dari suami benar-benar bukanlah sifat Meta.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com