"Maaf, saya terlalu rakus. Melihat makanan enak-enak seperti ini membuat saya ingin menghabiskan semuanya saja, toh," kata adik Pandu. Aku kembali tersenyum karena jawaban itu, jadi ingat Ningrum saat dia kecil dulu.
"Lho, ada tamu, toh?" Manis, Wangi, dan Ningrum yang baru saja pulang dari pasar pun mendekat ke arah kami. Kemudian, ketiganya ikut duduk dengan kami di meja makan.
Manis tampak memandang ke arahku, seolah dia meminta penjelasan tentang siapa gerangan gadis kecil yang ada bersama dengan kami saat ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com