"Aku salut denganmu, Arjuna," katanya kemudian, aku hanya tersenyum kecut mendengar ucapannya itu. "Bisa menganggap orang lain seperti putrimu sendiri. Jika ada orang di luaran sana yang melihat keakraban kalian, aku benar-benar yakin, mereka tidak akan mengira kalau tidak ada hubungan darah di antara kalian. Wajah anakmu itu pun mirip dengan Manis. Jadi, cocok memang kalau dia jadi anakmu dan anak Manis."
"Dia sebatang kara, Setya. Dia tidak punya siapa-siapa. Benar memang dia punya Simbah di Jawa Timur, dan dulu pernah dia pulang ke sana untuk beberapa bulan. Tapi, yang dilakukan keluarganya itu benar-benar tidak manusiawi. Akhirnya, aku membawanya kembali ke sini. Aku hanya tidak mau membuat masa depannya hancur, aku ingin memberikan yang terbaik untuknya, sebagai ganti semua rasa bersalahku pada keluarganya."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com