Pagi ini, Manis ndhak bisa bangun. Entah efek dari pijatanku, atau lambungnya bermasalah karena berhari-hari ndhak mau makan. Wajahnya pucat, tubuhnya lemah, dan dia sedari bangun terus saja muntah-muntah. Aku takut, dia kena radang lambung. Sebab, dari ciri-cirinya memang seperti itu.
"Aku antar ke rumah sakit, ya, Ndhuk?" bujukku, setelah aku meletakkan wedang jahe di meja samping ranjang kami. Tapi, Manis menggeleng, dia menolak. Memang sedari dulu dia itu takut dokter, takut disuntik. Tapi, cita-citanya mau jadi dokter. Dasar dia ini.
"Antar aku ke kampus saja, Kangmas. Ndhak usah dibawa ke rumah sakit. Nanti setelah makan juga sembuh," tolaknya kemudian. Aku mendengus, dia benar-benar keras kepala perkara ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com