Setelah selesai mandi, kubuka pintu kamar mandi dengan sangat pelan. Sebab, aku ndhak mau kalau Manis sampai tahu kalau aku sudah selesai mandi. Tapi, apa yang kulihat benar-benar di luar dugaan. Aku melihat, Manis ndhak pakai apa-apa, tampak sibuk memilah-milah pakaian yang hendak ia kenakan. Dia... benar-benar ndhak pakai apa pun. Tubuhnya yang dulu berisi kini tampak benar-benar kurus. Hanya tampak dada dan bokongnya saja yang masih besar seperti sedia kalah. Hatiku benar-benar terenyuh karena hal itu, terlebih itu karenaku. Dan kenapa aku ingin sekali memeluknya? Gusti, ada apa toh dengan aku ini? Aku hanya mencintai Widuri saat ini, dan Manis hanyalah bagian dari masa laluku yang hendak kuusir pergi.
Aku melangkah keluar kamar mandi, Manis agaknya terkejut luar biasa. Setengah melompat dia pun menjerit histeris.
"K... Kangmas!" teriaknya.
"Eh, tenang... tenang!"
Brak!
"Manis!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com