"Ini...." kataku terhenti, aku tergugu melihat apa yang ada di depanku. Aku mendekat, meraba benda-benda yang ada di sana. Seketika, bayangan sosok yang kulihat di pagar rumah waktu itu kembali lagi, dan sosok itu tampak masih sama. Tersenyum dengan begitu ramah ke arahku, seolah hendak mengucapkan selamat atas pernikahanku. Dan tanpa intruksi, air mataku hendak menetes begitu saja di pipi, aku sama sekali ndhak menyangka, bahkan hanya sekadar bayangan yang tertangkap tatkala mataku terpejam, akan menyentuh hatiku sampai sedalam ini, akan menghatkan hatiku sampai seperti ini. Hingga akhirnya, semua bayangan itu meyakinkanku bahwa, yang kulihat itu adalah, Romo. Ya, romoku. Romo Adrian Hendarmoko.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com