Sinta menunggu Daffin untuk bicara, namun suara perawat terdengar dari balik pintu.
Daffin yang mau bicara pun langsung melupakannya dan dia bersamaan dengan Sinta kearah kearah pintu secara bersamaan.
Perawat pun datang dan menghampiri mereka bertiga.
Kakek Wijaya mendekati Daffin dan Sinta yang masih berpelukan.
"Daff, sepertinya sudah selesai. Kapan mau di makamkan? Ini sudah malam, apa mungkin besok saja supaya lebih nyaman," ucap kakek Wijaya sambil menepuk bahu Daffin.
Daffin menoleh dan mengangguk.
"Kakek benar, lebih baik besok pagi saja kita makamkan, oh ya kakek! Kenapa kakek bisa tahu jika kami ada disini? Siapa yang memberitahu kakek?" Tanya Daffin, dia sudah terlalu lelah hingga semua ingatannya tiba-tiba hilang.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com