webnovel

Memohon Ampun?

Editor: Wave Literature

Paruh pertama malam bisa dikatakan mendebarkan.

Juga termasuk dalam masa kritis.

Tapi saat beranjak ke tengah malam, semua berubah menjadi nyaman dan hangat.

Bahkan meski gelombang airnya terasa kuat, meski guntur dan kilat saling beradu, dan kapal pesiar terus bergoyang, tapi Mu Qianxun berbaring dengan nyaman di pelukan Ou Zun. Bahkan ia tidak merasakan betapa liarnya laut di luar.

Ia tidur dengan sangat manis.

Malam yang mendebarkan telah berlalu.

Sampai akhirnya, laut menjadi tenang dan langit telah berubah warna menjadi biru berkilauan.

Burung camar juga tampak meluncur rendah di atas air, membuat teriakan nyaring mewakili luasnya lautan.

Setelah tidur yang indah, tidak ada yang perlu dikeluhkan lagi tentang apa pun.

Pagi itu, Mu Qianxun menggosok matanya yang buram dengan malas. Sudah tidak ada sosok Ou Zun di sebelahnya. Matahari juga telah dibiaskan dari jendela melalui air, dengan rasa yang hangat.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo