Nyonya Mo bisa mengatakan perkataan seperti itu di depan menantu perempuannya sendiri.
"Bu." Mengabaikan perkataan sarkasme Nyonya Mo, Qiao Mianmian menglihkan pandangannya ke Nyonya kedua dan bertanya terus terang, "Ada apa ibu meneleponku dan memintaku untuk pulang?"
Nyonya Mo memandang Qiao Mianmian yang begitu tenang seolah tidak peduli terhadap apapun, ini membuat Nyonya Mo tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dulu, karena ada Nenek Mo, Nyonya Mo tidak berani melakukan yang terlalu berlebihan. Dan sebelumnya Qiao Mianmian juga pulang bersama dengan Mo Yesi.
Nyonya Mo memahami temperamen putranya, dan tahu betapa Mo Yesi melindungi Qiao Mianmian. Jadi di depan Mo Yesi, Nyonya Mo juga tidak berani melakukan sesuatu yang keterlaluan. Tapi sekarang, Nyonya Mo dan Mo Yesi tidak ada di sana. Nyonya Mo tidak peduli lagi. Nyonya Mo melihat wajah Qiao Mianmian dengan ekspresi tenggelam dan menjatuhkan kopi dengan ponselnya ke tanah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com