Tidak ada yang berani meremehkan Mo Yesi, terutama kalimat terakhirnya. Meskipun seseorang seperti Qiao Ruhai telah terbiasa melihat semua jenis kejadian dan telah menjalani sebagian besar hidupnya, hatinya tetap saja bergidik tidak nyaman. Muncul rasa takut yang tidak dapat terkendali di dalam hatinya.
Qiao Ruhai sangat tahu dengan jelas bahwa pemuda yang tampak masih muda ini tidak hanya sekedar berbicara. Pemuda ini pasti akan melakukan apa yang dikatakannya.
Qiao Anxin melihat sikap Mo Yesi yang melindungi Qiao Mianmian. Kecemburuan membuat hatinya begitu terdistorsi. Padahal, ia tadi terus berusaha keras untuk memperjelas keberadaannya. Tetapi, pria itu bahkan tidak sekalipun menatapnya langsung.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com