webnovel

Gembira di Atas Penderitaan

Editor: Wave Literature

Mendengar bahwa suasana hati Gu Yu sedang tidak baik, Xu Shuai justru tersenyum dengan cerah. Ia merasa bahwa kedatangannya mengunjungi Gu Yu berada di waktu yang sangat tepat.

Asisten Gu Yu sempat mengira kalau telinganya salah mendengar perkataan Xu Shuai. Sebab, jika sudah mengetahui suasana hati Gu Yu sedang tidak baik, maka siapapun yang berhadapan dengannya saat ini, sama halnya menghadapi ujung pistol yang siap menembak. Namun kenapa Xu Shuai malah bilang ini waktu yang tepat?

Jangan-jangan... Xu Shuai seperti orang yang sadis, ia gembira karena orang lain menderita?

Melihat asisten Gu Yu kebingungan, Xu Shuai hanya menepuk pundaknya sambil menjelaskan, "Karena dalam tanganku ada benda yang bisa mengubah mendung di hati Gu Yu menjadi cerah, dan kupastikan semua amarahnya bisa hilang!"

Mendengar itu, asisten Gu Yu penasaran, "Benda apa?"

Sayangnya Xu Shuai tidak menjawab, ia hanya tersenyum dengan maksud misterius lalu merapikan pakaiannya. Kemudian ia membuka pintu untuk masuk ke ruangan Gu Yu.

*****

Setelah memasuki ruangan Gu Yu, Xu Shuai berjalan dua tiga langkah menuju meja Gu Yu, kemudian menarik kursi dan duduk di situ.

Gu Yu tidak melirik orang yang baru datang itu, matanya tetap fokus ke dokumen yang dibacanya. Tetapi ia tetap menyambut Xu Shuai dengan ucapan dingin, "Kalau ada urusan, katakan saja. Kalau tidak ada, maka pergi lah!"

Xu Shuai yang sudah terbiasa dengan sikap Gu Yu hanya bisa mengangkat bahu saja. Tetapi tetap saja, wajah dingin Gu Yu membuat Xu Shuai ketakutan dan langsung mengatakan intinya, "Gu Yu, kudengar suasana hatimu sedang tidak baik, aku datang kemari... untuk membuatmu menjadi senang!"

Sembari berbicara, Xu Shuai sambil mengambil ponsel dari dalam tasnya. Setelah menekan sesuatu di layar ponsel itu, ia meletakkan ponsel itu di atas meja dan mendorongnya ke depan Gu Yu.

"Kemarin, aku mempermainkan Xu Weilai. Aku menyuruhnya minum 10 botol bir yang kadar alkoholnya sangat tinggi. Lihatlah, kacau sekali dia, hahaha. Dia hampir saja membuatku mati tertawa. Perempuan seperti ini sangat suka dengan uang, jadi aku membawakan uang untuknya, lalu menjadikannya seperti monyet sirkus. Lihatlah, bukannya dia bagus kalau seperti itu?!"

Awalnya Gu Yu mengacuhkan Xu Shuai. Tapi setelah mendengar nama Xu Weilai, perhatiannya langsung teralihkan pada video di ponsel itu.

Di video itu terlihat Xu Weilai sedang mengerutkan alis dan wajahnya sangat pucat. Ia meneguk botol demi botol. Langkahnya limbung dan tubuhnya sempoyongan. Beberapa kali ia ingin muntah, tapi ia memaksakan diri untuk bertahan dan meneguk botol berikutnya. Pada akhirnya ia menghabiskan 10 botol bir itu dengan wajah merah.

Video itu akhirnya selesai, pandangan Gu Yu semakin mendingin. Tanpa sadar tangannya mengepal, dan mengalihkan pandangannya pada video itu seakan ingin menghancurkannya.

"Kau bilang, kemarin?" Suara itu terdengar datar, tidak terasa dingin maupun hangat saat didengar Xu Shuai. Namun suara itu terdengar tidak menunjukkan ekspresi apapun di dalamnya.

Tanpa memperhatikan dinginnya wajah Gu Yu , Xu Shuai langsung mengangguk yakin, "Iya, tepat kemarin malam."

Ternyata benar kemarin malam.

Jadi, Xu Weilai mabuk? Jadi, apa yang dikatakan Kakek itu benar, kejadian kemarin malam di kamar Gu Yu adalah rencana dari Kakeknya dan tidak ada sangkut pautnya dengan Xu Weilai? Jadi, Xu Weilai tidak memanfaatkan Kakeknya agar bisa tidur bersamanya?

Gu Yu, sudah salah paham pada Xu Weilai?

Pikiran Gu Yu terlanjur melayang tidak terkendali pada kejadian tadi pagi, tepatnya saat dirinya menghina Xu Weilai. Wajah pucat Xu Weilai dan pandangannya yang penuh luka dan putus asa langsung terbesit di pikirannya. 

Ia mengira Xu Weilai berpura-pura seperti itu, namun nyatanya tidak seperti itu.

Xu Shuai melanjutkan, "Setelah ia menghabiskan 10 botol itu, dia pergi entah kemana. Sayangnya aku tidak merekam saat itu, pasti bagus juga kalau itu direkam."

Setelah menggelengkan kepala sambil membayangkan keadaan Xu Weilai saat itu, Xu Shuai melanjutkan, "Gu Yu, bagaimana kalau kita menyebarkan video ini di media sosial, supaya semua orang melihat Xu Weilai yang sedang kacau seperti ini? Dengan begitu, dia akan malu untuk terus berada di sini, lalu kembali ke luar negeri menyelamatkan diri dari komentar-komentar jahat."

Seusai kata-kata itu terucap, yang terdengar selanjutnya hanyalah suara keras, "Prakk!!!" Ya, ponsel Xu Shuai dibanting Gu Yu ke lantai sampai hancur berkeping-keping.

Siguiente capítulo