Dengan langkah-langkah panjang ia segera berjalan menuju kamar Emma. Setelah ia tiba di sana, Therius segera mengetuk pintu. Xion membukakan pintu untuknya dan mereka saling pandang dengan wajah keruh.
Tanpa bertanya, Xion sudah dapat menduga apa yang telah terjadi. Pastilah sesuatu yang sangat buruk.
"Lalu bagaimana sekarang?" tanya pemuda itu. Ia tidak perlu bertanya kepada Therius untuk bisa mengetahui apa yang terjadi terhadap ayah Emma.
"Begitu kita mendarat, aku mau kau membawanya bersamamu. Jangan pernah lepaskan pandanganmu darinya. Bawa ia ke istanaku. Para pengawalku akan menjaga kalian. Hibur dia kalau ia berduka, aku akan sangat sibuk mengurusi semua kekacauan ini," kata Therius dengan suara pelan.
Xion mengangguk paham. "Aku mengerti."
Tadinya ia sangat senang mereka sudah hampir tiba kembali di Akkadia, karena itu berarti ia akan dapat segera pulang ke gunungnya. Namun kini, ia terpaksa harus tetap di ibukota demi menemani Emma.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com