webnovel

TRAGEDI DALAM BUS

Hari yang menyenangkan telah kita laui,Sekarang waktunya kita kembali ke Bandung. Tapi sebelum kita pulang ke Bandung, kita mampir terlebih dahulu ke pantai Ancol. Disana, ada yang menaiki perahu, foto-foto, jajan dan sebagainya.

" Aldi! Aldi! Itu kata si Novia pengen foto bareng sama kamu " ucap salah satu teman perempuanku padaku

" yaudah tinggal foto " jawabku simple

" ih... maksudnya foto yang dicetak, bukan pake hp. Nanti si Novia yang bayarin katanya "

" enggak ah! Aku enggak enak! Masa cewek yang ngebayarin sih " jawabku tidak terima

" ih...! yaudah gak papa! Kasian tau dia pengen foto bareng sama kamu biar ada kenangan " timbal temanku kekeh

" gimana ya... aku pikir-pikir dulu deh " aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal

" awas jangan lama-lama loh " ia menunjuk ke arah wajahku

Apakah aku harus berfoto dengan Novia? Tapi masa Novia yang bayarin?-batinku. Kalau seperti itu mau disimpan dimana harga diriku sebagai seorang lelaki?. Karena aku terlalu lama untuk berfikir, waktu berfoto-foto pun telah berakhir. Aku merasa bersalah karena tidak mengikuti keinginan Novia. Dasar bodoh! Kenapa aku tidak memikirkan perasaannya? Orang itu juga buat kenangan kita berdua ini!-batinku. Akumenyesal telah mengorbankan kenangan yang mungkin akan terjadi hanya sekali seumur hidup. Aku meminta maaf kepada Novia saat ia lewat dihadapanku.

" Nov! Aku minta maaf yah. Mungkin gara-gara aku sekarang sakit hati meskipun kamu enggak nunjukin itu ke aku " ucapku meminta maaf pada Novia

" Iya enggak papa. Aku gak marah kok " jawabnya

" makasih yah sekali lagi aku minta maa.....f banget "

" iya "

Kita semua masuk ke dalam Bus. Di dalam, aku berfikir bahwa jika aku tidak bisa berfoto dengan Novia di pantai, maka aku bisa berfoto dengannya di dalam Bus, yang tentunya menggunakan handphone dan lebih praktis.

" Nov! Mending kita fobarnya disini aja " usulku pada Novia

" boleh-boleh " jawabnya sambil menganggukan kepalanya

" kamu mau? " tanyaku

" mau "

Aku menyuruh temanku untuk mem-fotokan kita berdua. Saat aku melihat hasilnya, ternyata hasilnya bagus dan tidak beda jauh dengan foto yang dicetak. Bedanya hanya jika yang dicetak bisa dijadikan hiasan kamar.

Saat Bus melaju, aku disuruh bernyanyi oleh guru-guruku karena emang dasarnya aku ini suka bernyanyi, apalagi pop sunda. Setelah lama bernyanyi, aku pun bosan dan pergi ke area smoking untuk bermain alat musik. Jadi ada beberapa temanku yang membawa alat musik seperti ukulele, tam-tam dan sebagainya disimpan di area smoking. Saaat aku sedang asik bermain tiba-tiba Mufti datang menghampiriku.

" Aldi! " panggil Mufti

" ya? Kenapa? " jawabku dengan tatapan bertanya

" itu katanya si Novia pengan duduk bareng sama kamu " jelasnya padaku

" ah masa? " kataku sambil menaikkan sebelah alisku

" beneran asli " ia memukul telinganya dengan jari telunjuk yang menandakan ia sedang bersumpah

" demi apa? "

" demi Allah "

Aku keluar dari area smoking dang menghampri tempat dudukku. Saat aku lihat ternyata tidak ada Novia disana. Sial tenyata ia berbohong padaku-batinku. Aku pun memutuskan untuk kembali lagi ke area smoking untuk bermain alat musik. Tiba-tiba Mufti datang kembali menghampiriku.

" Aldi! Malah balik lagi kesini. Itu si Novia pengan duduk bareng sama kamu " tegas Mufti

" ah... bohong! Orang pas tadi aku kesana enggak ada siapa-siapa " jelasku menerangkan bahwa aku sudak kesana tadi

" iya, tapi kalau sekarang ada, asli! Coba deh " ia masih meyakinkanku

Aku pun kembali menghampiri tempat dudukku dan ternyata benar saja disana sudah ada Novia yang sedang duduk manis. Aku duduk disampingnya dan kita pun mengobrol dari hati-kehati. Setelah lama mengobrol kita pun mulai mengantuk.

" Aldi! Aku ngantuk, aku mau tidur duluyah " ucapnya padaku

" iya, aku juga ngantuk, pengen tidur dulu " jawabku

Kita tertidur di kursi yang berdampingan. Saat tertidur, kepala novia perlahan-demi perlahan menyentuh pundakku sampai akhirnya ia bersender di pundak sebelah kananku. Sebenarnya saat kejadian itu aku masih terbangun hanya mataku sama yang menutup. Aku tidak ingin kejadian ini cepat berakhir, aku berharap waktu bisa dihentikan dan terus seperti ini. Tapi ternyata kesenangan itu tidak berlangsung lama. Tiba-tiba saja Mufti menyalakan lampu handphonenya dan menyorotkannya kepada kita berdua.

" Hayo! Ketauan hayo! " ia berteriak kencang sekali

Novia pun jadi terbangun karenanya, begitu pun aku. Aku sangat kesal kpadanya. Padah ia sendiri yang menyuruhku untuk duduk dengan Novia, tapi sekarang malah ia yang rusuh.

" hmm... padahal tadi suasananya lagi enak " ucapku pelan

" enak apa? " ia bertanya padaku

" enggak " jawabku simple

" hm... emang boleh? "

" enggak! " jawabku

" hm... " Novia menundukkan kepalanya

" Kecuali kalau kamu mau " kataku sambil tersenyum

Novia tersenyum dan aku berpura-bura cool saat itu. Novia kembali trtidur di pundakku. Pada saat itu rasanya aku tidak ingin berpisah dengannya. Aku tidak ingin cepat-cepat sampai ke tujuan. Aku ingin bus ini muter dulu kemana kek, yang penting jau. Tapi sayangnnya ekspetasi tak seindah realita. Perjalanan jauh pun akan terasa dekat jika ditempuh bersama orang yang kita sayang. Aku langsung turun dari bus dan di luar sudah ada ibuku yang sedang menungguku untuk dijemput pulang. Aku pun pulang bersama ibuku menggunakan motor dan diperjalanan aku bercerita banyak hal kepada ibuku tentang liburanku tadi.

Siguiente capítulo