walaupun Ayunda menikah dengan pria tua, tapi pria itu bukanlah pria tua yang mesum.
tuan Danuarta sangat baik pada Ayunda, ia selalu menghargai Ayunda sebagai istrinya.
Ayunda tidak tahu, apakah ia harus bersyukur ataukah marah dengan kondisinya saat ini.
semua hutang ayahnya lunas terbayar dan kehidupan bibi dan Juga pamannya kini terjamin.
pamannya tidak lagi menjadi satpam tapi kini bekerja di perusahaan tuan Danuarta dengan gaji yang menjanjikan.
Ayunda sangat bersyukur akan hal itu, walaupun hidupnya hancur sekalipun ia tidak perduli selagi keluarga pamannya bahagia.
tapi Ayunda masih penasaran mengapa ia harus menjauhi pria itu.
" bukankah dia adalah cucu tuan ?, mana mungkin dia akan menyakitiku. "
kata Ayunda pada tuan Danuarta.
" Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan hal ini, karena akan membuatmu takut. tapi jika aku tidak memperingatkan mu, bisa saja kau dalam bahaya. pertama. jangan muda percaya dengan anggota keluargaku, mereka hanya baik di depan tapi di belakang mereka berusaha mengejar hartaku saja, tapi tidak semuanya jahat. yang kedua jauhi dia, hubungan kami awalnya sangat baik, hingga dia tahu bahwa aku menikah lagi dan itu dengan gadis kecil sepertimu. "
Ayunda meremas bantal kursi karena ia mulai merasa takut setelah mendengar semua itu.
tuan Danuarta mengatakan bahwa sebaiknya ia tidak menceritakannya, karena Ayunda tampak syok setelah mendengarnya, namun Ayunda tetap bersikeras mengetahui kebenarannya.
" baiklah. karena ia mengetahui aku menikahi dengan seorang wanita muda, kami sempat berselisih paham dan itu membuatku sedih hingga hari ini. mungkin anak itu juga terpengaruh dengan omong kosong orang lain, pastinya dia sangat membencimu. aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya setelah kepergian ku, tapi aku berharap agar kau menjauhinya. sampai aku bisa membujuknya,"
Ayunda mengerti dengan apa yang di katakan oleh tuan Danuarta.
pria itu sungguh berbahaya baginya.
'aku harus mengingat wajah ini dengan baik, aku rasa, aku bakalan bisa mengingatnya dengan baik, karena wajahnya yang tampan dan juga terlihat manis, apalagi senyumnya yang mempesona itu.'batin Ayunda saat memperhatikan lagi wajah pria itu.
tuan Danuarta dapat melihat senyuman di wajah Ayunda, saat melihat foto cucunya itu.
" alangkah baiknya jika dia bisa menjagamu nantinya."gumam tuan Danuarta.
Ayunda sempat mendengar hal itu.
" maksud tuan apa ? " tanya Ayunda yang terkejut.
" tidak, kau istirahatlah. aku akan kembali ke kamarku. "
" aku antarkan ke kamar tuan," ucap Ayunda yang berdiri dari tempat duduknya.
" tidak perlu,sekertaris Jimi telah menungguku di luar. "
tuan Danuarta perlahan berjalan keluar dari kamar Ayunda dan pergi.
Ayunda sendiri kadang tidak mengerti dengan sikap dan perlakukan tuan Danuarta padanya.
seperti ia bukan tunggal dengan suaminya tapi melainkan dengan Kakeknya.
tuan Danuarta hanya datang bercerita dan memberikan nasehat sedikit demi sedikit. semua itu membuat Ayunda bingung, jika buka karena ke menuruti nafsu menikahi wanita muda sepertinya, lalu untuk apa lagi tuan Danuarta menikahi dirinya.
Ayunda sungguh kebingungan mencari alasan itu, ia sendiri takut bertanya pada tuan Danuarta.
tapi ia sendiri masih sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan pernikahannya.
beberapa hari kemudian, Tante shela (anak kedua dari tuan Danuarta) datang berkunjung di rumah mereka.
padahal rumah mereka hanya di batasi oleh tembok tapi mereka jarang bertemu.
Ayunda menyambutnya dengan hangat, dan mereka berbincang cukup lama sampai akhirnya Tante shela mengajak Ayunda pergi ke kediaman keluarganya.
" aku telah meminta ijin pada ayah, untuk menjamu istri tercinta ayah di rumah kami, maukah kau ikut bersama ku?"
Ayunda merasa tidak enak dengan ajakan itu,terlebih lagi ia takut Jika bertemu dengan Brian di sana, namun ia juga tidak bisa menolaknya.
dengan perasaan terpaksa dan berat Ayunda ikut pergi ke rumah itu.
setelah sampai di rumah itu, Ayunda takjub melihat rumah itu yang tidak kalah besar dari rumah tuan Danuarta.
" ayo masuk nak, "ajak Tante shela merangkul tangan Ayunda.
ketika mereka masuk, Ayunda melihat ada beberapa orang yang sedang duduk santai di ruang tamu, dan semua wajah itu Ayunda kenal berkat album foto yang di bawah oleh tuan Danuarta malam itu.
" hai semuanya, sesuai janjiku, aku membawa ibu baru kita. "
ucap Tante shela pada kakak serta adiknya dan beberapa cucu tuan Danuarta.
Ayunda tahu bahwa hal ini akan terjadi, bukannya jamuan yang ia akan terima jika datang ke tempat ini, tapi melainkan penghinaan.
" dia nenek kita donk. "ucap seorang anak perempuan, dan di sambut tawa oleh lainnya.
Ayunda membesarkan hatinya, ia telah bertekad untuk tidak marah dengan situasi ini.
" ibu duduklah. "ucap seorang wanita yang tidak lain adalah anak 3 dari tuan Danuarta.
Ayunda tersenyum menanggapi ejekan yang datang padanya tanpa henti.
" terima kasih. "
hanya dua orang saja yang tidak ikut mengejeknya dan diam saja.
yaitu anak pertama tuan Danuarta, yang ikut mengantar ayahnya menikah waktu itu dan seorang pria muda, jika tidak salah ingat, namanya adalah Farrel. anak dari Tante Santi anak pertama tuan Danuarta.
"anak dan ibu mempunyai sifat yang sama.setidaknya masih ada yang waras di antara orang-orang ini."batin Ayunda dalam hatinya.
" karena dia ada di sini, jamu dia dengan baik. jangan sampai hal ini terdengar oleh ayah, aku tidak akan bisa membela kalian kali ini."kata Tante Santi pada mereka lalu pergi meninggalkan ruangan itu, tidak lama kemudian Farrel menyusul sang ibu.
" membosankan.! " ucap pria itu sebelum pergi.
mereka mulai berbincang, namun tidak jauh dari menghina Ayunda dengan bahasa halus mereka, Ayunda tidak mempermasalahkan hal itu.
' yang seperti ini sering muncul di sinetron Indonesia, di mana istri muda akan selalu di benci dan dibully. apa lagi jalan cerita juga tidak jauh beda dengan ceria novel yang aku baca setiap hari. sayangnya suamiku adalah pria tua, bukannya CEO muda yang tampan dan mempesona seperti impian para gadis muda yang halu,'batin Ayunda dengan senyuman setiap kali hinaan di tujukan padanya.
mungkin bisa di bilang harga dirinya sebagai wanita telah terinjak-injak namun jika itu bisa mengurangi kemarahan dari keluarga ini, ia tidak pernah masalah.
lagi pula ia hanya ingin hidup damai dan tentram.
jika suatu saat suaminya meninggal, ia hanya tinggal menata hidupnya lagi dan pergi sejauh mungkin dari keluarga ini untuk selamanya.
di tengah lamunannya, Ayunda terkejut ketika minuman tumpah di kakinya.
" maafkan aku. " ucap seorang pria yang merupakan anak dari Tante shela.
" tidak apa-apa. "
saat Ayunda hendak mengambil tisu untuk mengelap kakinya, tiba-tiba saja ia di kejutkan dengan perlakuan pria itu yang berjongkok di hadapannya, lalu mengelap tetas air cola itu di kaki Ayunda.
Ayunda sangat terkejut di buatnya, karena mata pria itu memandang mesum ke arahnya.
Ayunda segera beranjak lalu menanyakan di mana toilet.
" tidak apa-apa, aku akan membersikannya di toilet. "
pria itu merangkul tangan Ayunda lalu mengatakan.
" biar aku antarkan. "
Ayunda ingin menolak, namun pria itu membawanya pergi dengan paksa. sementara yang lainnya tidak merespon apapun, malah terlihat acuh tak acuh seperti tidak terjadi apa-apa.
sesampainya di depan toilet, Ayunda mengucapkan terima kasih lalu masuk kedalam untuk mencuci kakinya.
ia juga cukup kesal dengan pria itu, yang sembarangan menyentuh.
ketika Ayunda keluar dari kamar mandi, ia terkejut melihat pria itu masih berdiri di depan toilet.
" kau,"
namun pria itu Manarik tangan Ayunda lalu menutup mulut Ayunda dengan tangannya.
Ayunda berusaha memberontak, namun tubuhnya yang kecil tidak dapat melepaskan diri dari pria itu.
Air mata Ayunda mulai jatuh karena tidak bisa berbuat apa-apa, karena ia hendak akan di lecehkan oleh cucu dari suaminya sendiri.
' aku mohon. siapapun tolong aku,'