Dengan kemampuan alkemisnya, Bardi berhasil menyelinap dan tiba di sebuah lorong gelap yang hanya diterangi oleh lampu minyak. Penjara bawah tanah ini begitu pengap dan gelap. Saat ada dua prajurit datang berpatroli, Bardi menyelinap di balik bayangan lampu. Kemudian dia berjalan perlahan menyusuri lorong dan berbelok ke kanan lalu ke kiri, lalu turun, lalu naik, dan turun lagi.
Hingga dia menemui sebuah pintu besi besar yang dijaga oleh dua prajurit Basta. Mata yang di balik helmnya menatap tajam. Kemudian dia berjalan perlahan di sisi dinding yang gelap. Ketika dua sudah dekat di salah satu prajurit, dia melumpuhkannya dan melumpuhkan yang satunya lagi dengan cepat.
"Mudah sekali," ucap Bardi dengan suara yang pelan.
Dia kemudian berdiri di depan pintu besi itu lalu menempelkan telapak tangan kanannya. Seketika besi itu berlubang secara perlahan lalu dia masuk ke dalam dan lubang di pintu besi itu menutup kembali seperti semula.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com