webnovel

Kehilangan Jiwa

Editor: Wave Literature

Matahari terbit dari timur. 

Tadi malam, Fang Zheng lembur untuk berlatih jurus Kungfu Menaklukkan Roh Jahat dengan Tangan Besi.

Semakin ia berlatih jurus tersebut, ia merasa semakin energik dan kuat. Ia bahkan tidak merasa mengantuk walaupun tidak tidur semalaman. 

Fang Zheng terus melatih tiga unsur api ini.

Sekarang kekuatan unsur api di dalam tubuh Fang Zheng sangat kuat. Darah dalam tubuhnya terasa panas, seperti bersuhu 1000 derajat celcius. Tapi, orang-orang tidak dapat merasakan perubahan yang terjadi pada tubuhnya. 

Tubuh Fang Zheng terus membersihkan darah kotor dan mengubahnya menjadi darah yang lebih murni.

Darah di dalam tubuhnya beredar dengan cepat. Jika orang lain berdiri cukup dekat dengan Fang Zheng, maka mereka dapat mendengar lonjakan darahnya. Itu adalah suara darah yang mendidih di dalam tubuhnya.

Pagi harinya, Fang Zheng hanya berlatih sekali sambil menghadap sinar matahari pagi. Dia dapat merasakan kekuatan yang hebat pada tubuhnya. 

Fang Zheng tidak pernah berpikir bahwa kultivasi jurus Kungfu Menaklukkan Roh Jahat dengan Tangan Besi pada pagi hari bisa menghasilkan efek yang luar biasa.

Kemudian, Fang Zheng turun ke bawah dan pergi ke kedai di pinggir jalan untuk sarapan.

Meskipun rasa lapar yang timbul setelah Fang Zheng berlatih Kungfu Menaklukkan Roh Jahat dengan Tangan Besi tidak sehebat ketika ia berlatih Kungfu Tubuh Emas Arhat, tapi ia tetap saja kelaparan hingga merasa sangat tidak enak badan.

Bahkan tokoh bela diri saja juga akan mati karena kelaparan.

Semakin sering berlatih seni bela diri, maka semakin besar juga nafsu makan seseorang.

Sebelum pukul tujuh pagi.

Begitu Fang Zheng membuka pintu, ia langsung mendengar suara keributan dari tetangga dua mahasiswa itu.

Plak! 

Terdengar suara seperti benda berat yang jatuh ke lantai. Kemudian ia juga mendengar suara teriakan seorang gadis.

Setelah itu, terdengar suara langkah kaki yang sedang berjalan mendekati pintu.

"Kakak Fang Zheng."

Seorang gadis memanggil Fang Zheng dari belakang.

Fang Zheng berbalik dan melihat ke belakangnya. Gadis itu hanya membuka pintunya sedikit. Gadis itu hanya mengintip dari celah pintu dan memandang Fang Zheng.

Tidak dapat dipungkiri, gadis itu memiliki wajah yang cantik. Ia juga memiliki sepasang mata yang besar dan cantik. 

"Apakah kau akan turun untuk membeli sarapan?" Mahasiswi bernama Chen Tongtong itu berkata dengan pelan.

"Apakah kau ingin menitip sarapan?" Fang Zheng bertanya. Ia tidak merasa keberatan.

"Iya. Terima kasih Kakak Fang Zheng." Chen Tongtong berkata dengan suara yang manis dan ceria.

"Kakak Fang Zheng, aku juga mau." Keluar lagi satu kepala dari celah pintu itu.

Suara lembut itu membuat Fang Zheng merasa merinding di pagi hari.

Bahkan saat menghadapi pengemudi mobil hantu itu, Fang Zheng tidak merasa ketakutan sama sekali. 

Tapi saat ini, dia merasa sangat ketakutan.

Ternyata wanita adalah makhluk yang sangat menakutkan.

Dia adalah Lin Jiabao. Dia memiliki wajah berbentuk hati, kulit putih dan sifat yang polos. Dia sama cantiknya dengan Chen Tongtong.

"Bicaralah dengan baik."

Lin Jiabao menatap Fang Zheng dengan ekspresi yang menyedihkan.

Kemudian, pintu yang awalnya terbuka sedikit sekarang terbuka lebar. Fang Zheng, yang berdiri di sudut, bisa melihat dengan jelas bahwa dua mahasiswa yang berdiri di belakang pintu itu hanya memakai jaket panjang bertudung. Pakaian tersebut memperlihatkan kaki dan lengan mereka yang putih. 

'Ah, dasar!'

'Perlukah kalian memperlihatkan kaki yang mulus dan putih itu pagi-pagi begini!' Fang Zheng tidak pernah menyangka bahwa kedua mahasiswi ini ternyata tidur dengan telanjang!

Fang Zheng melarikan diri karena ketakutan!

Begitu Fang Zheng pergi, mereka berdua akhirnya menyadari bahwa ada sesuatu yang salah pada pakaian yang mereka kenakan. Mereka pun menjerit.

Setelah berjalan sejauh seratus meter, di sana ada jalan persimpangan kecil yang disebut Jalan Wenzhuo. Siswa-siswi dan para pekerja kantor biasanya melalui jalan ini untuk naik bus pada pagi hari, sehingga di sana penuh dengan restoran yang menyediakan menu sarapan.

Roti kukus, wonton, pangsit, roti prata, mie goreng, ramen daging sapi, sarapan khas Cina, teh susu...

Ketika Fang Zheng tiba di Jalan Wenzhuo, dia melihat seorang pria berusia sekitar 27 tahun yang berpakaian rapi. Pria itu tidak terlihat seperti pengemis atau gelandangan, namun ia duduk di pinggir jalan sambil melamun.

Dua puluh atau tiga puluh menit kemudian, Fang Zheng selesai sarapan dan ia melewati jalan itu lagi, namun lelaki itu masih duduk di pinggir jalan sambil melamun.

"Bos, sejak kapan pria itu mulai duduk di pinggir jalan sana? Saya telah melihat dia duduk diam di sana selama setengah jam." Fang Zheng bertanya kepada pemilik toko roti dengan penasaran.

"Setidaknya empat atau lima jam lalu." Bukannya bos itu, tapi justru istrinya yang menjawab Fang Zheng sambil membersihkan meja.

"Semua orang di sekitar sini membuka pintu toko sekitar jam tiga pagi. Orang itu datang dan kemudian duduk di pinggir jalan sambil melamun. Dia tidak membuat masalah, juga tidak meminta makanan. Sepertinya dia kehilangan jiwanya. Apakah mungkin karena dirasuki oleh roh jahat?"

"Ck ck ck. Dasar wanita tua, kau selalu mengatakan sesuatu yang sial." Bos menatap istrinya.

Setelah membeli tiga porsi sarapan di toko ini, Fang Zheng pergi dan mengucapkan terima kasih. 

Ketika melewati pria di pinggir jalan itu, Fang meninggalkan sarapan di sampingnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Fang Zheng hanya bisa membantu sampai di sini.

Matahari mulai terbenam ...

Sekitar jam 10 malam, Fang Zheng kembali ke area perumahan. Ia baru saja selesai makan di restoran buffet. Dia melihat seorang pria duduk di tangga ruang keamanan di depan area perumahannya sambil melamun. 

Ternyata pria ini adalah pria aneh yang ia temui saat sarapan di pagi tadi.

Bukan di Jalan Wenzhuo, malam hari ini ia malah datang ke area tempat tinggal Fang Zheng dan duduk sendirian di sana.

Siguiente capítulo