Selama dalam perjalanan pulang menuju kastilnya yang dingin dan gelap, Massimo tidak berbicara sama sekali. Laki-laki itu bahkan juga tidak merubah posisi duduknya, tatapannya masih tertuju pada kedua tangannya yang sudah menyatu di atas perutnya.
Dalam posisi diam seperti ini Massimo terlihat sepuluh kali lebih mengerikan dari biasanya, dan sebagai orang yang sangat mengenal Massimo dengan baik Martin bisa merasakan kemarahan tak terbendung dari pria itu.
Meskipun mobil yang mereka naiki sekarang yang menggunakan AC yang cukup dingin namun entah kenapa semua orang yang berada di mobil itu berkeringat, termasuk Martin sendiri. Sepertinya aura kemarahan yang berasal dari tubuh Massimo membuat mobil mahal itu terasa panas seperti di neraka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com