webnovel

Kenangan terindah

"tolong Naumi berhenti menggigit bibirmu, please..." Kevin gemetaran sambil menutup matanya

"eh maaf.. Tapi kenapa? aku kan nggak menggoda mu.. Kamu aneh sekali tuan Kevin"

"kau tidak menggoda ku tapi bibirmu yang menggodaku" jawab Kevin masih menutup wajahnya.

"ok, sekarang aku akan pergi tuan.." kata Naumi sambil beranjak ke pintu namunn belum sampai tangannya memegang handel pintu Kevin sudah duluan menarik tangan Naumi sehingga Naumi tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya dan terjatuh tepat di atas tubuh Kevin yang ikut jatuh terdorong tubuh Naumi.

Mata mereka berdua saling tatap sangat dekat bahkan saking dekatnya Naumi bisa merasakan hembusan nafas Kevin yang wangi pepermint menyapu wajahnya. Parahnya Naumi terdiam diatas tubuh atletisnya Kevin, entah setan mana yang merasuki Naumi sehingga dia terdiam saat jari tangan Kevin menyentuh bibir lembut Naumi.

Jantung Naumi serasa mau copot merasakan sentuhan lembut telunjuk Kevin pada bibirnya sesaat mereka terbuai dengan perasaan indah didalam hati mereka masing-masing.

Namun itu tak berlangsung lama ketika Kevin hampir saja mencium bibir Naumi, dia tersadar dan Naumi bangkit dari tubuh Kevin

"maaf aku..." Naumi bingung mau berkata apa

"trimakasih" Kevin malah tersenyum melihat wajah merah Naumi yang merasa malu atas insiden barusan.

"trimakasih untuk apa?" tanya Naumi tak mengerti

"untuk kenangan terindah yang kau berikan barusan, itu akan menjadi penyemangat hidupkj" kata Kevin yang membuat rona wajah Naumi makin merah dan salah tingkah.

"Naumi, aku bukan pria romantis tetapi aku tau apa yang ku rasa ini namanya cinta, apa aku boleh mencintaimu?" CEO ini memang gak pandai berbasa basi sedikitpun, masa baru beberapa kali ketemu langsung bilang cinta, terlalu berani.

Belum sempat Naumi menjawab ungkapan cinta Kevin, hape Kevin bergetar dan langsung diangkatnya.

" hallo rudi, ada apa? Sebaiknya yang kau sampaikan ini sesuatu yang penting jika tidak kau tau akibatnya mengganggu ku" cara Kevin menjawab telfon didepan Naumi sangat jauh berbeda, Naumi sampai melongo dengan mulut terbuka saking tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

Naumi mengerjap kan matanya berulang kali seolah tak percaya, terus garuk-garuk kepala padahal nggak gatal.

"kok bisaya ..." Naumi bergumam sendiri

"apanya yang bisa" tanya Kevin dengan lembut, padahal barusan dia menerima telfon seperti seorang pembunuh berdarah dingin.

"mm gak jadi" ucap Naumi

"kau belum menjawab Pertanyaan ku" ulang Kevin

"huffff Naumi menghela nafas, ok aku jawab. Jika kau mencintaiku itu hak mu, bukan sesuatu yang salah bila kau mencintai ku" jawaban Naumi langsung membuat hati Kevin senang.

"apa itu artinya kau bersedia jadi istriku?" bego nya Kevin jadi kekasih aja belum sudah ngelamar gadis orang.

"what...?? Kamu gila" ucap Naumi

"sepertinya aku memang gila sejak bertemu dengan mu, tolong menikahlah dengan ku!" _Kevin

"coba kamu lihat, rokku masih berwarna abu-abu dan aku baru kenal dengan mu..." Naumi gak habis pikir dengan laki-laki tampan yang ada di hadapannya ini. Naumi geleng-geleng kepala

"jika kamu mau, aku akan membiayai kuliahmu, aku akan menuruti semuuuaaa yang kau mau, apa saja asal kau terima cintaku" Kevin belum menyerah

"nggak Kevin ini gak benar, kau membuatku pusing" Naumi mengacak-acak rambutnya sendiri sampai terlihat berantakan.

Kevin diam, Naumipun tertunduk diam tak berani menatap Kevin.

"baiklah, aku tidak akan memaksa mu karena tujuan utamaku hanya ingin berpamitan denganmu dan aku nggak tau kapan kita bisa bertemu kembali. Ini nomor ujian mu" Kevin memberikan nomor itu dengan wajah sedih.

Tiba-tiba Naumi merasa ada yang hilang ketika melihat raut wajah Kevin.

"aku tidak mengatakan kalau aku menolakmu" kata Naumi yang langsung membuat wajah Kevin cerah seketika

"benarkah?" tanya Kevin

"tetapi aku juga belum bisa memastikan apakah hatiku bisa kau miliki atau ndak nantinya" kata Naumi

"apa yang ingin kau katakan?" tanya Kevin

"beri aku waktu untuk memikirkan dan jika saatnya tiba tanpa kau minta aku akan datang padamu, itu janjiku" kata Naumi sambil meletakkan tangan kanan didadanya.

Kevin mendekati Naumi dan mengambil tangan yang ada didada Naumi lalu meletakkan ke dadanya sehingga Naumi bisa merasakan debaran jantung Kevin yang sangat kencang.

"aku akan memegang janjimu dan aku akan selalu ada untuk mu, aku akan melakukan apa pun yang bisa membuatmu bahagia" Kevin berucap sambil meremas jari Naumi di dadanya yang membuat Naumi memejamkan matanya, entah apa yang dia rasakan tetapi bibirnya tersenyum.

"nanti sore aku kembali, tolong jaga hatiku" ucap Kevin yang masih menggenggam tangan Naumi.

Naumi melihat arloji ditangannya

"maa syaa Allah udah jam 11 aku ada janji dengan elang" ucap Naumi

"siapa elang?" tanya Kevin menyelidik

"dia teman ku dari SMP" jawab Naumi

"oh ya apa kita bisa makan siang bersama?" tanya kevin

" maaf tetapi aku nggak bisa, mungkin sekarang elang sedang mencariku, bisa kah kita keluar dari sini? "Naumi sudah resah

" ayo! " Kevin tetap tak melepas genggamannya

" tolong tanganku dilepas please... Aku gak mau ada gosip sepeninggal mu" jelas Naumi

Kevin mencium tangan Naumi dan melepasnya,hal itu membuat Naumi terdiam berdiri seperti patung, Naumi merasa kan ada perasaan hangat yang menjalar ditubuhnya seketika Kevin kembali melakukan sesuatu yang tidak terduga dengan santai dia mengecup kening Naumi sembari berucap "gadisku, bersiaplah jadi pendampingku mpingku"

Mereka berjalan keluar melewati koridor sekolah, Naumi merasa banyak mata iri yang melihat mereka berjalan bersama.

Mereka berdua menuju ke parkiran tepatnya ke arah mobil hitam yang sudah mencolok sedari tadi dan ternyata soni melihat Naumi bersama Kevin.

Kevin berdiri sebentar menghadap Naumi dan mengucapkan

"aku belum pernah jatuh cinta dan ku harap kamu yang pertama dan terakhir dalam hidupku" Kevin masuk mobil dan mengambil sebuah kotak warna putih dan menyerahkannya pada Naumi.

"apa ini?" tanya Naumi

"itu hadiah untukmu dan kuharap kau bersedia memakainya" ujar Kevin sambil tersenyum "berjanjilah akan selalu memakainya"

Naumi menerima kotak itu dan memasukkan kedalam ranselnya.

"aku pamit ya" kata Kevin sambil memandang wajah Naumi untuk terakhir kalinya dan entah kenapa mata Naumi berkaca-kaca mendengar ucapan tersebut.

Naumi hanya menganggukkan kepalanya tanpa mampu bersuara, dia berusaha menahan agar air matanya tidak jatuh saat berpisah, tentu saja Kevin melihat danau yang hampir tumpah dari mata indah Naumi. Kevin masuk mobil dan mengucap salam

"assalamualaikum gadis ku, bersiaplah jadi pendampingku" ucap Kevin sambil menstarter lamborghini hitamnya dan melesat pergi

Naumi masih berdiri di parkiran seperti patung dan "wa'alaykumussalam warohmatullah vin, semoga kau memang jodohku" jawab Naumi dengan meneteskan air mata yang sedari tadi susah payah ditahannya.

Soni berlari menghampiri Naumi

"are you all right?" tanya soni

"oh son..." Naumi tidak menjawab pertanyaan soni.

"elang mana son?" tanya Naumi

"lagi nyari kamu dari tadi tuh... Eh yang dicari lagi sama tuan Kevin" soni bicara sambil menelfon elang

"kamu dimana, Naumi udah diparkiran nih...buruan"

10 menit kemudian elang datang

"kamu kemana sih dari tadi di cariin nggak ketemu ketemu?" elang sedikit kesal

"maaf tadi aku dipanggil kepala sekolah" ungkap Naumi dengan wajah bersalahnya

Padahal kejadiannya pasti berbeda dengan yang dipikir dua cowok didepannya, Naumi memang dipanggil kepala sekolah tetapi yang ditemui bukan kepala sekolah melainkan CEO MTL GROUP.

"nomor mu udah diambil?" tanya elang

"udah tadi..." jawab Naumi

"jadi makan bakso?" tanya elang lagi

"terserah kamu aja" jawab Naumi datar

Elang menatap Naumi tetapi Naumi menghindar

"ada apa dengan mu Naumi kok aku merasa ada sesuatu yang kau sembunyikan?" elang kembali bertanya

Naumi nggak mau elang curiga tentang apa yang barusan terjadi antara dia dan Kevin.

"perasaan mu aja kali laaang" ujar Naumi

"son, kamu ikut ndak makan bakso" tanya elang sama soni

"kalian duluan aja, tar aku sama serly nyusul" balas Naumi

Akhirnya mereka berdua masuk mobil menuju ke warung baksonya pak somad yang hanya berjarak sekitar 4 km dari sekolah. Suasana dalam mobil begitu hening, Naumi tak bisa lepas memikirkan Kevin sedang elang sedang sibuk menyusun kalimat pencari suasana sambil melakukan mobil sedikit pelan.