webnovel

Elang

Aku diam sesaat saat elang mengatakan cinta SMPnya, aku ingat betul kalau dulu hanya aku perempuan yang dekat dengannya.

Flas BACK Masa SMP

Dikarenakan waktu SD aku anak yang pintar dan selalu dapat rangking 3 besar jadilah aku masuk SMP dengan senang dan tenang di lokal Khusus alias perpaduan semua anak-anak yang juara.

Ok anak-anak semua silahkan perkenalkan nama kalian masing-masing dan dimulai dari depan bagian kanan kata bu guru Lesti yang menjabat sebagai wali kelas kami kelas 1.a. Saat itu tak terasa udah tujuh orang yang memperkenalkan diri dan aku selanjutnya.

Nama saya Naumi, anak kedua dari tiga bersaudara (siswa dalam lokal sambil senyum senyum semua dan saling berbisik melihat kearahku yang sedang memperkenalkan diri di depan kelas) dan entah kenapa.... mataku tak sengaja melihat ada kawan yang berdiri duduk paling belakang sambil nunjuk-nunjuk ke arah kepalanya trus mengisyaratkan ada sesuatu dikepalaku

"apaan sich... Deg deg deg sambil kupegang kepala ku bagian belakang dan ternyata ada permen karet lengket di rambutku beserta secarik kertas yang bertuliskan AKU SEDANG NYARI PACAR ADA YANG MAU??" "astagfirullah..... Kerjaan siapa ini, keterlaluan, ayo maju kedepan!! Siapa yang telah menempelkan permen karet di rambutnya Naumi? kata bu Lesti dengan nada marah, tanpa melanjutkan perkenalanku, aku langsung lari keempat dudukku menutup muka karena malu sambil menangis.

Bu Lesti mengulangi pertanyaannya "siapa yang sudah menempelkan permen karet itu ke rambut Naumi?" tak satupun yang menjawab lalu dia berkata " jika tak ada yang mengaku maka kalian semua ibu hukum berlari keliling lapangan 5 kali putaran" semua siswa pada heboh dan ikutan berontak terus marah-marah untuk sipelaku.

Tak lama kemudian saat kelas lagi ricuh berdiri seorang siswa "saya bu yang menempelkan permen karet itu" spontan semua mata mengarah padanya. waaw anak ini tampan, putih matanya bagai elang siswa perempuan pada berdecak kagum melihat si pelaku. Uhhh padahal aku baru saja dibuli oleh nya. "Siapa namamu? " tanya bu guru "Elang bu". "Kenapa kamu menempelkan tulisan seperti itu?", dengan santai anak itu menjawab "iseng bu mana tau dia memang lagi butuh pacar", "kalau begitu kamu saya hukum membersihkan toilet saat jam istirahat", "kenapa ndak sekarang aja bu" sela elang haaaa serentak semua kaget.

Aku masih kesal sama anak bernama elang walaupun dia sudah dihukum soalnya sampai jam istirahat hampir habis tapi aku masih sibuk memisahkan helai demi helai rambutku dari permen karet yang lengket namun nggak kelar juga sampai tanganku capek. Apalagi anaknya nggak ada niat minta maaf sama sekali hick hick sedih rasa hatiku. Tiba-tiba ada seseorang yang datang membawa batu es kecil dan memberikan padaku"hai namaku serly, ini bisa memisahkan permen itu dari rambutmu" katanya. "trimakasih" kataku.

Sejak kejadian itu aku suka diejek sama siswa lain dengan omongan macam- macam ndak perempuan ataupun yang laki-laki sama semua jadilah aku bahan bulian ihhh semua gara-gara elang untungnya aku punya sahabat si serly yang selalu membelaku dan sejak saat itu kami makin akrab.

Suatu ketika ada anak cowok di sekolah yang bernama soni beserta konco konconya mengejekku "hai Naumi, dah penuh lamarannya? Masih buka ndak aku mau jadi pacarmu... asalkaaaan kwkwkw" sambil berlari aku masuk kedalam kelas dan tanpa sengaja aku menabrak elang yang lagi berdiri di pintu masuk kelas.

Entah setan apa yang ada diotakku langsung saja aku dengan penuh amarah "brengsek, kamu jahat semua orang membuliku.." Aku memukul dadanya dan mendorongnya. Terus mengungkapkan wajahku ke meja dengan alas dua tanganku.

"Naumi, maafkan aku, aku waktu itu hanya iseng dan ndak ada niat jahat sama kamu" kata elang sambil memegang tangan kananku tapi aku langsung melepaskan tanganku dan "emang kalau kamu ndak jahat apa namanya?" elang dengan lugunya berucap "aku hanya mencari perhatianmu aja"

"what!! Sambil berdiri dengan melotot aku berkata" sekarang kamu berhasil, menarik perhatianku dengan ulahmu aku dibuli, aku benci kamu elang"

Di kelas 2.a kamipun masih bersama dan selalu kompak kesekolah dengan sepeda bersama, makan lontong bareng, ke pustaka bareng sampailah suatu saat waktu aku k toilet bersama serly ngeliat elang yang sedang duduk dibawah rambutan belakang sekolah. "serly coba liat tu anak mami lagi ngelamun kita kerjai yuk" ajakku sama serly dengan pelan pelan kami berdua jalan mendekati elang sambil membawa 1 ekor cicak dan tanpa sepengetahuan elang dengan senang hati si cicak mendarat dengan selamat masuk kedalam bajunya lewat krah baju belakangnya.

1detik 2detik 3 detik "neneeeek" kami langsung ketawa terpingkal pingkal melihat elang yang tangannya meraba sana sini mencari binatang lembut dingin yang merambat ditubuhnya "cepat buka bajumu" teriak serly sambil ketawa dan entah panik atau takut elang langsung buka baju dan membuang cicak tersebut. "cie cie cucu kesayangan nenek sambil ngejek kami lari ke kelas karna bel tanda masuk berbunyi. Dalam kelas mata elang nampak marah padaku terlihat sejak mulai dia duduk dan melirikku dengan pandangan bengisnya dengan cuek aku menjulurkan lidahku ke arahnya " weeek... Dasar anak nenek" umpatku.

Bel tanda pulang berbunyi bu Lesti "ingat anak-anak minggu depan kita ulangan" "ia buuuu" jawab semua siswa serentak. Aku mengemas semua peralatan sekolah dan bersiap untuk pulang.

Sambil bernyanyi aku mendayung sepedaku dan diperjalanan ada mobil membunyikan klaksonnya dengan memepetkan ke sepedaku dan braak aku terjatuh dan kulihat elang sambil tertawa mendongakkan kepalanya dipintu mobil.

3 hari sudah aku nggak sekolah dengkulku masih sakit. Dikelas anak anak pada bertanya sama serly, sekarang soni yang nanya "Naumi kemana ser kok ndak nongol nongol?" "tanya tu sama elang udah nabrak orang ndak tanggung jawab lagi "ucap serly." loh beneran lang? " elang diam aja bak patung tanpa suara namun dihatinya bergumam" benarkah Naumi sakit gara-gara kejadian itu?? "

2 bulan habis kejadian itu aku lagi dipustaka sendirian karena serly ndak masuk sekolah hari ini. Aku sedang membaca buku IPS dan tiba tiba ada yang menimpuk kepalaku dengan kertas tapi tak tau siapa, saat kubuka kertas itu ada kalimat "hai, bisakah kita berbaikan dan tidak saling jail lagi, aku bosan bagai tom and Jerry bersamu?" aku berdiri dan langsung pergi epss aku menubruk badan elang dengan wajah memohonnya sambil senyum memelasnya didepan pintu pustaka dan langsung menarikku.

Oh ya Allah dadaku berdebar... Eeh apaan sih masih ABG juga.." Awas aku mau lewat "

" Naumi... Aku minta maaf untuk semua kejahilan ku dulu... Please" dengan ketus aku menjawab "aku sudah memaafkan mu, pergilah! Jangan ganggu aku" "aku takkan pergi sampai kamu mau memaafkan ku dengan ikhlas" elang memegang tanganku sambil berlutut dan ini sangat tidak enak diliat orang, "lepaskan elang, kamu jangan kayak gini ahh bikin malu..." "aku nggak malu asal kamu mau" dan omongan elang belum sampai selesai ternyata tanpa kami sadari siwa sekolah dah pada buat lingkaran dan posisi kami ditengah tengah, mereka pada bersorak "terima terima terima, ayo Naumi terimalah elang jadi pacarmu" ucap soni menjaili. Dalam hati aku bergumam "lho ini kok jadi kayak gini sih padahal tadi elang cuma minta maaf bukan menyatakan cinta" elang masih bertahan dengan sikap berlututnya sementara bel tanda masuk sudah berbunyi tapi teman temanpun masih menunggu jawabanku. Dengan hati yang tak karuan antara senang, malu dan marah aku menjawab "baiklah aku menerima" dan tanpa kuduga elang berdiri dan langsung memelukku diiringi teriakan semua siswa yang ada disitu cuit cuit asoy... Jadian nieeee

"stop elang lepasin" sambil lari aku menggigit bibirku entah apa yang kurasa saat itu.

Sejak saat itu kami jadi akrab sering main bertiga sama serly juga dan elang suka mentraktir kami.. Tapi elang anak yang malas belajar, malas nulis dan hanya sedikit buku yang berisi tinta pena, tapi jangan salah elang selalu 10 besar, emang dasar otak jenius kaliyaaa. Kebersamaan kami berlalu dengan ada rasa dalam hati masing-masing namun tak ada yang berani mengungkapkan kembali sebab waktu yang dikira jadian sama orang padahal itu proses minta maaf nya elang yang aku terima. Aku takut ngungkit masalah itu karena elang tidak selevel denganku, ibarat langit sama bumi ndak mungkin ku jangkau.

Siguiente capítulo