webnovel

The Second Day I Know Alva (He is Cute)

" Jadi," Oliv selesai memasang sabuk pengamannya ketika menggantung kata itu, " Kemana kau akan mengajakku?"

Mendengarnya,Alva tersenyum lebar, " Ada banyaaaaakk sekali tempat menarik di New York. Yang terbaik adalah Central Park, kau pernah mendengarnya?"

Oliv terdiam. Pernahkah ia mendengar tentang Central Park? Well, tentu. Tentu saja gadis itu terlalu sering mendengarnya.

💞"Oh daddy, why do you wake me up this early?!" ucap Olivia masih dengan mata yang terpejam. Gadis itu tak peduli jika imej nya akan buruk dengan muka bantalnya. Serius, Oliv baru menyelesaikan makalahnya sekitar pukul satu pagi, dan Jonathan menelponnya dengan video call tanpa henti padahal sekarang baru jam lima pagi.

💞"Sweetheart! Look! Kau sendiri yang menyuruhku untuk membangunkanmu jika aku berada di Central Park!" Jonathan memutar bola matanya, "Oh, God! Aku tidak akan membiarkan putraku bertemu denganmu. Dia tidak akan bersama gadis dengan air liur hingga ke pipinya.

💞 Mendengar itu, mata Oliv seketika melebar. Gadis itu berlari menuju kaca besar dikamarnya, mengecek keadaan wajahnya yang ternyata masih bersih dari air liur. Beberapa detik kemudian, Oliv berteriak kesal,"Daddy! Kau benar-benar!"

💞Mendengar teriakan itu, Jonathan tampak tertawa, "Shut up and Look!"

Jonathan mengubah mode kamera belakang dan mengambil setiap jengkal pemandangan Central Park di hadapannya, membuat mata Oliv berbinar-binar, "Aaaa! That's so beautiful!!"

💞 "Aw daddy! Is that Jack? Hello Jack!!" teriak Oliv lagi, ketika melihat seekor anjing coklat tampak berlarian.

💞"Jack, come here, dude!" suara Jonathan terdengar, dan saat itu pula anjing coklat tersebut menghampiri Jonathan, " Say hey to the beautiful Oliv, hey Oliv!"

Jonathan mengelus anjing kesayangannya yang tampak menggonggong ketika melihat seseorang yang sering ia lihat sebelumnya di layar ponsel Jonathan. Oliv tertawa dan melambaikan tangannya, "You enjoy the evening,jack? Aw,how cute! Kalau bisa, setiap hari saja kau minta Tuan-mu mengajakmu jalan-jalan,jack. Jangan biarkan dia sibuk dengan urusannya sendiri!"

💞 Jonathan tersenyum, "I can hear you Olivia."

"OLIVIA?" Suara baritone membuat Oliv mengerjap. Dia ada di New York. Dan dia benar-benar melupakan kenyataan bahwa seorang Jonathan Marteen juga menginjak tanah yang sama dimana ia berpijak. Ya, Jonathan Marteen. Bagaimana kabar pria itu? Terlalu banyak masalah yang menimpa Oliv, membuat gadis itu benar-benar melupakan sesosok pria paruh baya yang sudah mengisi hari-harinya selama berbulan-bulan. Namun, bukankah ia memang harus melupakan pria itu? Lagipula, Oliv yakin bahwa pria itu juga sudah melupakannya.

"Aku tau, tempat itu terkenal." Oliv tersenyum lebar. Demi Tuhan, gadis itu tersenyum lebar setelah beberapa lama ia menahan senyum itu.

"Aku juga ingin melihat Manhattan Skyline, Brodway, Time Square, Greenwich Village, The Morgan Library & museum,West Village, Lower Manhattan, Liberty."

"Wow." ucapan itu memotong perkataan Oliv. Selain karena Oliv yang tahu banyak hal mengenai New York, Alva juga terkesan karena ini adalah kalimat terpanjang yang pernah Oliv ucapkan kepadanya.

Oliv menyengir, "Terlalu banyak,ya?"

"No, kita punya banyak waktu untuk menghampiri semua tempat di New York. But, seriously, Oliv, kau sangat tahu banyak. Apa kau belajar untuk mengetahui New York?"

Oliv tersenyum,"Aku punya kenalan, orang New York!"

"Ah,benarkah? Aku bisa mengantarkanmu kepadanya jika kau mau," ucap Alva yang seketika membuat Oliv menghela nafas panjang, "Dia pasti sudah melupakan aku"

Mendengarnya,Alva mengangkat alis masih dengan sambil menyetir mobil, "Well, kenapa gadis secantik dirimu harus dilupakan?"

Oliv memutar matanya seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Alva, "Kau benar-benar player, ya?"

Menyadari wajah Oliv yang begitu dekat, entah mengapa membuat Alva jadi gugup. Pria itu berusaha menenangkan keadaan jantungnya dengan menggerak-gerakkan kakinya,yang justru membuat Oliv terkekeh. Gadis itu kembali menarik kepalanya dan menopang dagunya seraya menatap jalanan yang lenggang.

"Dia orang sibuk. Dia pasti sudah melupakanku." Oliv menghela nafas pelan.

"Oliv." Oliv menoleh ke arah Alva,pria itu masih fokus ke jalanan.

"Aku memang player" ucap Alva, "Tapi aku serius!"

"Pardon?"

"Kau terlalu cantik untuk dilupakan sesibuk apapun orang itu." ucap Alva sungguh-sungguh,membuat Oliv lagi-lagi memutar bola matanya.

Bukan apa-apa, well, Alva memang tampan. Sangat tampan. Tapi, pria itu aneh. Mereka baru saja kenal, dan jika dibandingkan dengan gadia-gafis New York, Oliv jelas kalah cantik, kalah tinggi, kalah seksi, dan kalah segala-galanya. Lagipula,apa sih yang harus dilihat dari sosok Oliv? Gadis itu bahkan tidak menggunakan make up. Wajahnya pucat dan ada lingkar hitam di bawah matanya. Di tambah, gadis ini benar-benar jutek. Lalu, kenapa Alva harus memaksa untuk mendapatkan nomornya? Mengajaknya jalan-jalan? Benarkan, juka pria itu aneh?

"Wah, aku tidak terkesan" ucap Oliv malas,membuat Alva terkekeh geli.

Tak terasa,mobil Alva sudah berada di kawasan parkiran Central Park.Karena hari kerja,taman itu tidak terlalu ramai.Dengan segera Oliv membuka pintu mobil Alva dan berlari ke dalam taman.

"Aawwwww this feels amaziiiing!!!!"Oliv berteriak seraya memutar tubuhnya dengan tangan yang merentang.Gadis itu menarik nafas dalam-dalam,membuat perasaannya menjadi sesikit lebih lega.Seolah semua bebannya terangkat,gadis itupun tersenyum sangat lebar.

Oliv memandang ke arah jembatan itu,kemudian melongok ke bawah.Air danau berwarna hijau,ada ratusan ikan di dalamnya.Mata Oliv berbinar-binar tak karuan.Ada beberapa perahu kayu lengkap dengan dayungnya.Sayangnya,sebagian besarnya kosong karena memang hari ini bukanlah hari libur.

"Olivia" alis Oliv terangkat ketika suara baritone memanggil namanya,membuat gadis itu spontan menoleh ke belakang.Senyumannya mendadak melebar ketika mendapati sosok yang yang memanggilnya. Ya, Alva kini sedang berada di atas perahu kayu seraya melambaikan tangannya.

"Come on,come here!"teriak Alva,membuat Oliv mengangguk senang. Gadis itu berlari menuju tepi danau, tempat dimana perahu kayu yang Alva tumpangi berada.

"Let me take your hand princess,"Alva membungkuk seraya menyerahkan tangannya,membuat Oliv terkekeh kemudian menerima uluran tangan itu. Oliv melangkah dengan hati-hati hingga berada di temgah-tengah perahu kayu.

"Take a seat, and enjoy the trip,Miss."Alva mengedipkan matanya,membuat Oliv lagi-lagi tertawa, "Aye Captain"

Alva mendayung perahu kayu tersebut mengelilingi danau,membuat senyuman di bibir gadis itu semakin melebar. Alva bersumpah, Oliv terlihat seratus kali lebih cantik ketika gadis itu tersenyum. Rasanya,Alva ingin selalu membuatnya tersenyum.

"What a wonderful view!"Oliv tersenyum kagum,kemudian ia menoleh ke arah Alva yang tampak membalas senyumannya dengan senyuman yang lebih lebar.

Oliv mendekat ke arah Alva,menatap wajah pria itu lekat-lekat.

"Why?" tanya Oliv.Alva menaikkan alisnya bingung.

"Apakah kau selalu baik kepada semua orang yang baru kau kenal?" tanya Oliv lagi. Alva tersenyum. Pria itu melayangkan tangannya ke udara, "Hai,gadis beasiswa dari Asia,aku Alva.Senang berkenalan denganmu."

Menatapnya, Oliv tertawa kecil. Gadis itu baru menyadari bahwa mereka bahkan tidak sempat berjabat tangan kemarin,dikarenakan sifat Oliv yang begitu ketus.

"Hai,Alva. Aku Olivia.Senang berkenalan denganmu,"senyuman Oliv melebar,membuat Alva tertawa dan mengelus rambut Oliv halus, "Nah,kau terlihat sangat indah dengan senyum itu.Jadi, tetaplah tersenyum,Olivia."

"Aku tidak berjanji"Oliv mengangkat bahunya,kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Bahkan, orang yang paling bahagia di dunia pun tidak melulu tersenyum.Mereka hanya tersenyum untuk menjadi pribadi yang sok kuat.Aku tidak mau berpura-pura."

Alva menatap punggung Oliv dan berkata, "Daripada menilai mereka sebagai pribadi yang sok kuat, akan lebih baik jika melihat sebagai pribadi yang berusaha untuk kuat, karena kuat adalah satu-satunya pilihan yang harus mereka lakukan."

"Setidaknya,dengan senyuman,kau akan melewati masalahmu dengan sedikit lebih mudah."Alva menghela nafas panjang. "Dengan tersenyum,kau juga akan membuat masalah orang lain menjadi lebih ringan.Kau tahu kenapa?"

Oliv berbalik untuk kembali menatap Alva, "Kenapa?"

"Karena senyumanmu menular.Setidaknya,senyummu menulariku."

Dan entah apa yang membuat wajah Oliv memerah ketika ia dapat menatap dengan jelas wajah tampan di hadapannya.

❤❤❤❤❤

Tidak terasa, hari benar-benar semakin sore.Langit pun mulai menggelap,dan disini lah Alva dan Oliv berada. Manhattan Skyline. Menurut cerita Jonathan, Manhattan Skyline adalah tempat dimana keindahan kota New York di malam hari dapat terlihat. Pemandangan yang tersaji adalah pemandangan gedung pencakar langit yang benar-benar terlihat indah menjulang di bawah sinar rembulan.

Oliv tidak pernah berhenti tersenyum. Dia tidak tahu sudah berapa lama ia tidak pernah lagi menikmati hidupnya,menikmati kesenangan, dan tersenyum begitu lebar hingga gigi-giginya mengering.Namun, satu hal yang ia rasakan. Bahwa hari ini, segala hal yamg sudah asing itu tiba-tiba ia rasakan kembali. Dan semuanya berkat seorang pria tampan yang kini tertidur denagn posisi duduk di sebelahnya.

Alva Marteen.Pria menyebalkan yang cerewet,setidaknya,itulah kesan pertama yang muncul di kepala Oliv ketika Alva tidak berhenti mengganggunya kemarin. Oliv lagi-lagi tersenyum melihat wajah itu,well,Alva pasti sangat kelelahan. Pria itu menemaninya seharian,bahkan mendayung perahu kayu mereka hingga 5 putaran di danau yang luas. Dia tidak tahu mengapa Tuhan mengirim sosok Alva ketika Oliv bahkan tidak punya alasan untuk menikmati hidupnya.

Dengan hati-hati,Oliv menarik kepala Alva dan menyandarkan di pundaknya. Setelah itu,gadis cantik itu tersenyum seraya melihat pemandangan di depannya.

"Gue nggak tau,lo itu makhluk apaan.Gue juga nggak tau,kenapa lo tiba-tiba datengin gue,ngajak ngobrol gue,bikin gue seneng ... Gue nggak tau,tujuan elo nglakuin ini semua tuh untuk apa?"ucap Oliv. Tangannya bergerak untuk mengelus rambut Alva yang masih tertidur pulas di pundaknya. "But,thanks. Thanks for everything. Thanks for the amazing today."

Oliv memandang wajah itu,aahh,betapa lucunya seorang Alva. Apa yang dia lakukan benar-benar menggemaskan.

Siguiente capítulo