Mungkin story ini agak aneh, dan mungkin akan sangat bertentangan dengan keyakinan kalian. Gue hanya mengingatkan kalau story ini hanya fiksi dan tidak ada hubunganya dengan mitos atau apapun yang ada di real life. kalaupun ada kemiripan atau bahkan kesamaan dengan story gue ini, itu hanya kebetulan.
So, Happy Reading
.
.
.
Baekhyun dan ibunya sudah duduk di ruang makan. Taeyeon ibu Baekhyun membawakan sup rumput laut untuk putrinya yang berulang tahun hari ini. Baekhyun tampak menikmati hidangan yang ibunya bawakan, tidak hanya sup rumput laut, Taeyeon membawakan makanan lain yang menjadi kesukaan Baekhyun.
"Apa temanmu pergi pagi-pagi sekali?" Baekhyun hampir tersedak saat mendengar pertanyaan ibunya.
Apa yang harus dia katakan pada ibunya, apa dia harus jujur jika malam ini tidak ada yang bersedia datang dan menemani Baekhyun di apatrement nya.
Sejujurnya Baekhyun tidak terlalu percaya dengan apa yang selelu diceritakan ibunya. Taeyeon memang bukan garis keturunan langsung dari keluarga Byun, Taeyeon hanya menantu di keluarga itu, tapi wanita itu tahu semuanya, bahkan tetap melaksanakan apa yang menjadi ketetapan keluarga itu, tidak memakai pakaian merah atau apapun yang berwarna merah mencolok.
"Eomma, itu-" Baekhyun ragu menjawabnya.
"Baekhyun-ah, Eomma tidak tahu pasti apa alasan dari keluarga kita melarang keturunan perempuan mereka menggunakan pakaian berwarna merah, juga tidak diperbolehkan tidur sendiiri pada tanggal kelahiranya" Taeyeon mengatakanya, bahkan sebelum Baekhyun bertanya lagi tentang hal itu.
"Apa ini ada hubunganya dengan meninggalnya keluarga terdahulu?" Baekhyun menumpuk alat makan yang selesai dia gunakan.
"Kau benar, Appamu mengatakan jika saudara perempuan dari kakek buyutmu dan keluarga sebelumnya, mereka meninggal secara misterius, bahkan saat mereka belum menikah"
Baekhyun mengerutkan dahinya, ia sering menanyakan hal ini sebelumnya, tentang larangan itu. Tapi Baekhyun merasa jika hal itu baru sekali ini ia dengar, meninggal bahkan sebelum mereka menikah?
"Meninggal secara Misterius?" Taeyeon mengangguk menjawab pertanyaan Baekhyun.
"Tapi itu tidak terjadi dengan Nenek, bibi, dan-"
"Saat ini semua sudah bisa dikendalikan sayang" Taeyeon memotong kalimat Baekhyun.
"Dikendalikan?"
"Hanya saja, setelahnya muncul larangan yang ditujukan pada keturunan nya agar tidak menggunakan pakaian apapun yang berwarana merah, dan tidak boleh tidur sendiri menjelang hari kelahiranya"
Baekhyun menatap Taeyeon tidak percaya. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu saat ini, Baekhyun masih tidak mengerti, memangnya larangan itu untuk melindungi perempuan di keluargnya dari apa? Apa ada yang keluarganya sembunyikan selama ini.
"Eomma" Taeyeon menoleh pada putrinya "...lalu apa yang akan terjadi jika aku tidur sendiri?"
Taeyeon terdiam sesaat, wanita itu masih berpikir, apa ia harus mengatakanya pada Baekhyun. Tapi anak gadisnya berhak tahu tentang hal itu.
"Kau melepaskan belenggunya"
"Belenggu?" Baekhyun menelan ludah kasar.
Jantungnya berdetak lebih kencang saat ini, Baekhyun tidak mengerti, tapi saat ini ia mulai dijalari perasaan yang aneh.
"Dan Dia akan menandaimu sebagai wanitanya" Taeyeon terdengar serius.
Baekhyun masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan ibunya, belenggu? Memangnya siapa yang dibelenggu? Lalu 'wanitanya' memangnya Dia siapa?
"Eomma, kau terlihat menakutkan saat mengatakanya" Baekhyun mencoba mencairkan suasana dan menepis ketakutanya sendiri. Ini di luar dugaan, ibunya bercerita lebih banyak ketimbang sebelumnya.
"Ish! Makanya, kau harus selalu patuh pada peraturan keluarga kita" Taeyeon menyipratkan air ke arah Baekhyun.
"Baiklah aku akan menjadi gadis yang saaangat patuh" Baekhyun memeluk tubuh ibunya dari belakang.
.
.
.
Baekhyun kembali setelah mengantar ibunya pulang. Rumah keluarganya dan apatrement yang ia tinggali masih satu kota, hanya saja jarak rumah keluarganya dan tempat kerjanya saat ini sedikit jauh. Jika ia tetap tinggal, Baekhyun harus menempuh perjalanan 2 jam untuk sampai ke tempat kerjanya.
Baekhyun sempat kesulitan saat menjawab siapa teman yang menemaninya semalam, bukan hal penting sebenarnya, tapi Baekhyun memilih berbohong dengan mengatakan jika Kyungsoo lah yang menemaninya semalam. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, Taeyeon akan memberikan sesuatu pada Kyungsoo sebagai tanda terimakasih.
Sepanjang perjalanan, Baekhyun masih saja memikirkan perkataan ibunya yang tidak jarang menyebut 'Dia' di setiap kalimatnya. Memangnya ada anggota keluarga lain yang dia tidak ketahui?
"Ah, entahlah"
Baekhyun melajukan kendaraanya ke pusat perbelanjaan, gadis itu punya janji dengan Kyungsoo untuk menemui gadis itu di tempat kerjanya dan mengajaknya makan siang, selain itu Baekhyun juga membawa titipan Ibunya untuk diberikan pada Kyungsoo. Ini memeng hari ulang tahun Baekhyun, tapi gadis itu merasa tidak ada yang istimewa dengan hari ini.
'Baekhyun'
Baekhyun mendengar seseorang memanggilnya sesaat setelah ia turun dari mobilnya. Baekhyun menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi gadis itu tidak mendapati siapapun di area parkir.
Baekhyun mengabaikanya, ia hanya berpikir mungkin saja itu adalah hembusan angin dan terdegar seperti seseorang yang memanggil namanya. Baekyun meninggalkan area parkir dan bergegas menemui Kyungsoo.
'Bruk!'
Baekhyun merasakan seseorang menabraknya, beruntung tubuh kecilnya tidak tersungkur. Baekhyun hendak marah, tapi urung ia lakukan setelah melihat siapa orang yang menabraknya.
"Baekhyun-ah, maaf aku harus menjemput Jongin di Bandara, dia baru saja mendarat" Kyungsoo sembari menjauh.
"Tapi Kyung-ah" Baekhyun mengikuti sahabatnya yang berlari kecil menuju area parkir.
"Kau tunggu saja, aku akan kembali" keduanya sampai di mobil milik kyungsoo "...kau berkeliling saja lebih dulu eoh? Dan jika ada sesuatu yang menarik, aku akan membayarnya untukmu Baek" Kyungsoo membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya.
"Ya! Kyung!"
"Selamat Ulang Tahun Baekhyunie" Kyungsoo sambil melajukan mobilnya.
'Aku akan menemanimu, wanitaku'
Baekhyun kembali mendengar bisikan itu, kali ini ia mendengarnya begitu jelas. Suara itu terdengar tepat di belakang telinganya.
"Siapa itu?"
Baekhyun melihat sekelilingnya, dan sama seperti saat dia datang tempat itu sangat sepi, Baekhyun memang melihat beberapa orang berlalu-lalang, tapi mereka justru melihatnya dengan tatapan aneh setelah berbicara sendiri.
.
.
.
Baekhyun memutuskan pulang setelah menunggu Kyungsoo lebih dari satu jam. Baekhyun tahu jika sudah berurusan dengan kekasihnya, Kyungsoo akan melupakanya begitu saja.
"Nona Baekhyun"
Seorang petugas kemanan menghampirinya.
"Ahjussi"
"Seseorang menitipkan ini untukmu, ia mengatakan jika hari ini adalah hari ulang tahunmu" pria yang dipanggil Ahjussi itu menyerahkan sebuah kotak berukuran sedang.
"Ah benar, terimakasih Ahjussi" Baekhyun menerimanya tanpa banyak bertanya.
"Selamat Ulang Tahun Nona" pria itu mengucapkanya untuk Baekhyun.
"Terimakasih Ahjussi" Baekhyun tersenyum pada pria itu "...ah, apa kau mengenalnya? Orang yang menitipkan ini?"
"Aku rasa, ia seorang kurir antar Nona" pria itu menjawabnya sesuai yang ia lihat. Baekhyun hanya mengangguk paham.
"Baiklah, aku pergi dulu, Terimakasih banyak Ahjussi"
"Ya Nona"
Baekhyun berjalan menuju Lift yang akan mengantarnya ke lantai 4, tempat Unit apartementnya berada. Baekhyun tidak berpikir macam-macam saat menerima sebuah kotak berukuran sedang yang petugas keamanan berikan.
Baekhyun meletakan begitu saja kotak itu di atas meja riasnya, gadis itu merasa jika tubuhnya sangat lelah bahkan hari ini ia tidak melakukan apa-apa, ini akhir pekan, dan hari ini ia libur.
"Kenapa itu manis sekali, astaga"
Baekhyun menelisik kotak itu, bagaimana tidak, kotak itu berwarna cokelat tua dengan hiasan pita kain yang terlihat manis. Baekhyun memutuskan membukanya dan mendapati sebuah gaun berwarna merah juga kotak lain berukuran kecil.
"Merah? Kotak, lagi?"
Baekhyun lebih tertarik dengan kotak kecil itu ketimbang gaun merah itu yang jelas-jelas ia tidak diperkenankan memakainya. Baekhyun hanya berpikir siapa yang pengirimnya, ia merasa tidak sedang berkencan dengan siapapun, dan kotak kecil ini, apakah berisi sebuah cincin, apa dia sedang dilamar?
"Aish! Orang konyol mana yang mengirimkan ini semua"
Baekhyun mengumpat saat mendapati isi kotak kecil itu adalah sebuah kunci. Entah kunci apa, yang pasti Baekhyun merasa kesal saat ini.
"Memangnya apa yang kau harapkan, Baekhyun" gadis itu terus saja menggerutu sembari berjalan menuju kamar mandi.
"Dia?" Baekhyun mengusap uap air di cermin yang terletak di atas washtafel. Gadis itu masih saja memikirkan tentang siapa 'Dia' yang dikatakan oleh ibunya.
"Siap-"
'Kau sangat menggairahkan, sayang'
.
.
.
Tbc.
Story nya ga seseram yang kalian bayangin ya, dan maaf kalau aneh.
Love,
Soo Yong