Kembali ke kamarnya, Ray menatap deretan lusinan buah iblis.
Kira kira hampir seratus buah iblis berbaris rapi di rak.
Dia kemudian menatap buah iblis hitam yang membawa aura suram lalu ke buah iblis Logia, buah Suara.
"Molly..." Membuat keputusan Ray kemudian berteriak memanggil pelayannya.
"Ada apa tuan muda" Tidak lama kemudian sebuah suara terdengar dari luar dekat pintu.
"Masuk ... jangan berdiri disitu" kata Ray.
"Baik... permisi... ada apa tuan muda" Membuka pintu lalu kembali menutupnya Molly berkata.
"Ayo kemari... makan buah ini " Ray berkata sambil menunjukkan buah iblis Logia, buah Suara.
"Tapi.. tuan muda.. aku" Sambil menunjukkan ekspresi ragu Molly menjawab.
"Tidak ada tapi, makan saja... Kemudian mulai besok kamu akan menemaniku menjalani pelatihan.. saya merasa cukup bosan melakukan pelatihan sendirian" Ray berkata.
"Baik...." Setelah menjawab Molly kemudian mengambil buah dan memakannya.
Tetapi belum cukup beberapa detik kemudian.
"Ueee'..." dia berusaha memuntahkan kembali, tetapi sayangnya tidak ada yang keluar.
"Uhuhhahaha.. ekspresi wajahmu .. hahaha sangat lucu.. hahaha" Ray berkata sambil tertawa memeluk perutnya.
"Apakah seburuk itu rasanya???" setelah itu Ray ragu dan berpikir ' Saya telah mendengar berulang kali bahwa rasa buah ini sangat, sangat, sangat tidak enak, tetapi melihat sendiri ekspresi itu aku jadi meragukan apakah aku akan memakannya.... tapi.. ah.. sial.. makan saja.. paling banyak hal itu seperti obat pahitnya terasa pada awalnya saja setelahnya menghilang'.
Membulatkan tekad dia kemudian mengambil buah berwarna hitam lalu menggigit sedikit.
Wajahnya kemudian berubah hijau.
"Ugh.. ada apa tuan muda.. tuan muda.. fffftttt.. wajahmu berwana hijau.. hey tuan muda apakah kamu baik baik saja???" Molly berkata sambil menahan diri untuk tertawa.
"Hey.. hal ini sangat .. sangat... sangat tidak enak.. saya bersumpah kepada langit dan bumi saya tidak akan memakan hal semacam ini lagi.. saya bersumpah.. dan ada apa dengan ekspresi wajahmu itu .. berhenti tertawa" Dengan ekspresi serius diwajahnya Ray berkata.
"Ha.. haha.. haha.. tuan muda sangat lucu.. haha ... lagi pula untuk apa anda bersumpah seperti itu?? saya dengar setiap orang hanya memiliki 1 kesempatan memakan hal ini.. jadi biarpun anda tidak bersumpah anda tidak akan bisa memakannya lagi kecuali ingin bunuh diri.. hahahaha" Sambil tertawa Molly berkata.
"Cikk... Ngomong ngomong, saya merasakan kekuatan baru mengalir dalam tubuhku.. kekeke" Ray kemudian berkata setelah merasakan perbedaan jelas di tubuhnya.
"Benar . saya juga merasa seperti itu, apa lagi ketika kita berbicara saya merasa tubuh saya akan mengalir mengikuti" jawab Molly.
"Baiklah.. sudah diputuskan saatnya pelatihan" Kata Ray dengan penuh semangat dan akan melangkah pergi, Tetapi dihentikan oleh Molly yang berkata.
"Hey tuan muda , saat ini sudah malam.. saatnya untuk tidur"
"Apa !!! Tidak mungkin" Dengan wajah layu Ray berkata.
"Berhentilah merengek, cepat kembali tidur, besok baru kita mulai pelatihan" tetapi dengan cepat Molly membalas.
"Tapi....." ingin mencari alasan Ray berkata tetapi sepenuhnya dihentikan oleh suara Molly yang membuatnya bergidik.
"Tuan muda ... "
"Baik....."Melihat kearah Molly dia melihatnya tersenyum membuatnya harus menyetujui.
Ray kemudian melangkah ke arah ranjang dengan wajah layu.
Berbaring dan menutup matanya, beberapa detik kemudian dia membuka kembali dan berteriak.
"Tidak. . saya tidak bisa tidur"
"Jangan berteriak .. tuan muda.. semua telah tidur .. apakah anda ingin membangunkan semuanya" Di pintu Molly yang ingin pergi mendengar teriakannya hampir tersandung dan membalas berteriak.
"Hey.. Molly kecilkan suaramu" Sebuah suara wanita tua terdengar menegur Molly.
"Ffttt.. hahaha" Ray tertawa
"Booooo.. berhentilah tertawa tuan muda"Kembali Molly berteriak.
"Molly....." suara wanita tua kembali terdengar.
"Baik..." Sambil menunjukkan ekspresi kesal di wajahnya melihat Ray yang tertawa Molly berkata.
"Hehehehe" Ray tertawa terbahak.
"Tuan muda juga..." suara wanita tua kembali terdengar.
"......Baik" merasa terdiam Ray berkata sambil menundukkan wajahnya.
"Fffttt" Molly bersuara sambil menutup mulutnya berusaha menahan tawa.
Kali ini perubahan posisi, Ray yang kini menjadi kesal.
"Kembalilah tidur....." suara wanita tua kembali terdengar.
"Baik....."
"Baik....." keduanya berkata bersamaan dan kembali ketempat tidur masing masing.