---
Wajah Vino semakin pucat dan dia pun semakin lemas, karena bisa di bilang bahwa darah yang keluar sangat sulit untuk berhenti.
Tristan masih tetap memencet tombol darurat itu dengan cepat, namun dokter tidak kunjung datang.
Tristan yang hendak memanggil dokter itu tidak tega untuk meninggalkan Vino.
"Vin sadar, jangan nutup matamu Vin!" Ujar Tristan sambil terus memencet tombol darurat itu.
Tak lama kemudian Bryant datang lagi ke ruangan, namun yang sebelumnya Bryant lesu dan lemas karena masih kepikiran akan hal yang sebelumnya, dia langsung terkejut pada saat membuka pintu dan melihat banyak darah di selimut putih Vino.
Bryant yang memiliki phobia akan melihat darah itu dia langsung bersandar di ambang pintu sambil terkulai lemas, dan tidak bisa bergerak ataupun bernafas dengan normal.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com