webnovel

_9_

Gadis itu berjalan menuju keluar. Dan segera duduk di atas kursi tanpa mengubah apa apa.

Masih tetap pada ekspresi sangat datar seperti boneka.

Sama sekali tidak ada suara , seseorang tiba tiba datang tepat di belakangnya.

Gadis itu tidak berbalik seolah memang sama sekali tidak bernyawa.

"Manusia itu, apa kau benar benar tidak mau kembali bersamanya?" tanya maklhuk yang menyerupai manusia itu.

Gadis itu hanya menatap datar ke depan. Menatap dari atas betapa megahnya dinding tempat aula permainan nya.

Maklhuk itu tersenyum tipis. Memandangi gadis yang tanpa emosi dan tidak bergerak itu.

Gadis itu terlalu dingin seperti boneka dan patung yang tidak bisa bergerak.

"Manusia itu adalah adik mu. Lagipula kalau kau mau kau bisa kesana ?, kau sejak awal adalah manusia bukan?"

Srek, dia menatap dengan kedua mata berwarna biru berlian.

"Jadi kau tidak menerima ku disini?"

Gadis yang sangat pintar.Memang betul ia mendapat predikat dan penghargaan yang tinggi oleh kedua pihak maklhuk.

"Tentu saja tidak seperti itu. Kau sangat penting--"

"Kalau begitu kau tau kan, aku tidak akan kembali pada dunia itu" kata nya memotong perkataan maklhuk itu lalu berbalik lagi.

Maklhuk itu hanya terdiam lalu menatap ke arah perempuan itu. Dia sangat dingin seperti es.

Aku sendiri tidak tau apa yang terjadi padanya. Yang jelas ia sangat membenci dunia tempat asalnya. Dasar wanita aneh?

Wuss

Makhluk itu perlahan menyusut lalu berubah menjadi asap dan menghilang.

_

_

_

Seorang lelaki yang bertubuh remaja berjalan jalan di taman kota. Lelaki itu berambut pirang khas bule dan mata berwarna biru.

Lelaki itu memang berasal dari luar negeri yang jauh. Kota yang dia tinggali adalah kota baru yang sudah ia tinggali selama masa remaja.

Gadis itu..

"Kakak, aku..akan membawamu kembali. Pasti!!, apapun yang terjadi nanti..." Seru lelaki itu mengenggam erat tangannya.

Sejak kakaknya pergi sejak saat itu. Lelaki itu bertekad akan membawa kembali wanita itu. Wanita yang merupakan kakak kandungnya.

Wanita yang sudah mengisi separuh hatinya, tentu saja bukan cinta.

Tetapi kasih sayang antar saudara..

_

_

_

_

Perempuan itu memandangi pintu yang perlahan terbuka.

Dan tampak lah kedua manusia lelaki dari sana.

Ia menatap datar dan menganalisis kedua pasangan tersebut.

"Lain kali aku pasti akan mengalahkan mu!!" seru seorang pria berambut coklat. Bermata coklat dan berambisi.

"Di permainan aneh ini aku akan mengalahkan mu!!" balas seorang pria yang memiliki tinggi yang sama , yang hanya beda warna yaitu hitam menatap dengan dingin.

Gadis itu menatap dalam diam. Hah.., kali ini kedua manusia yang sama sama terbutakan dengan balas dendam.

Memang manusia adalah hal yang sama sekali tidak bisa di percaya. Mereka selalu ingin menjadi yang terbaik.

"Selamat datang, saya adalah tuan dalam permainan ini" sapaku dengan suara datar tinggi.

Kedua pemuda itu menengadah ke atas. Salah satunya yang berambut coklat bersiul ketika melihat gadis itu..

"Wah kau cantik sekali!!, apa nanti hadiahnya adalah kamu cantik?" godanya Tersenyum mengoda.

Gadis itu tidak bergeming. Yah dia sama sekali tidak tahu menahu tentang perasaan. toh sejak lama perasaan itu tidak pernah ada.

Dan tidak akan pernah ada..

_

_

_

"Hoi kau jangan mengoda gadis lagi, maaf dia memang selalu mesum seperti itu" seru seseorang lawannya menatap dengan kedua mata hitam datar.

Tetapi gadis itu hanya tetap duduk , tersenyum pun tidak.

"Permainan kali ini adalah permainan Tic Tac Toe, permainan kali ini akan diadakan sampai kalian mati"

"Hah?, jangan bercanda gadis bule, hei ini hanyalah bercandaan bukan?" tanya pria berambut coklat dia memandang dengan tatapan bingung.

Gadis berambut pirang itu hanya diam. Dia memandang dengan aura yang sangat dingin seperti es.

"Kalian sudah menandatangani kontrak itu kan" kata si gadis.

"Benar kata dia, kau sebaiknya diam. Kita akan menyelesaikannya disini" seru pria berambut hitam menyetujui perkataannya.

Seperti nya ia lumayan pintar dari pria berambut coklat itu.

Gadis itu tidak berekspresi ataupun bergerak. Tetap pada kondisi duduk paling atas.

"Setiap permainan berakhir, si kalah akan mengalami hukuman berupa kehilangan satu anggota tubuhnya"

Gadis itu berdiri lalu menunjuk ke arah sebuah tombol.

"Silahkan bermain"

_

_

_

_

Siguiente capítulo