webnovel

CHAPTER 53

Hari pernikahan Laras dan Revan pun tiba. Kevan sudah tidak sabar menunggu hari ini. bukan tidak sabar melihat pesta pernikahan mereka, melainkan tidak sabar untuk segera membawa Freya pulang.

" ayo cepatlah, sayang. kau tidak perlu dandan terlalu cantik. nanti yang ada dia akan membatalkan pernikahannya karena melihat kamu."

ucap Kevan yang sudah tampak rapi dan gagah dengan setelan jas serba hitam itu, menunggunya didepan pintu keluar kamar hotel.

" kamu itu terlalu berlebihan, Kevan. tidak mungkin Revan membatalkan pernikahannya hanya karena melihatku."

balas Freya sambil menjinjing paper bag berisi kotak sepatu hak tinggi yang baru dibelinya kemarin bersama Raya.

" jangan sebut namanya didepan ku !! "

bentak Kevan saat mendengar nama Revan disebut.

" terus aku harus panggil dia apa? sang mantanku begitu ?"

Kevan langsung melotot ke arah Freya.

" oke. ayo kita berangkat sekarang."

ucap Freya seraya menggelayut kan tangannya pada lengan Kevan.

Kevan mengamati penampilan Freya yang selalu membuatnya gregetan itu. Dress maroon panjang tertutup tanpa lengan, dengan rambut diekor kuda, memperlihatkan leher jenjang Freya yang terlihat seksi tak terkira. Aura wanita hamil itu memang sangat luar biasa menggoda. dan itu benar adanya.

tetapi saat pandangannya turun, Kevan terlihat menaikkan alisnya sebelah.

" ke acara pernikahan sang mantan hanya memakai sandal hotel begitu ?"

sewot Kevan seraya menggeleng kan kepalanya saat melihat Freya hanya memakai sandal hotel.

Freya menyeringai hendak mengerjai suaminya itu.

" memangnya kenapa ? katanya tidak boleh dandan terlalu cantik."

ledeknya.

" ya sudah, baguslah kalau begitu. lagian wanita hamil itu sebaiknya memakai alas kaki yang ringan-ringan seperti itu supaya tidak pegal."

balas Kevan tersenyum miring sambil mendelik pada paper bag yang dijinjing Freya.

" sialan. tadinya mau ngerjain, malah dia yang balik ngerjain. hufftt."

umpat Freya dalam hati.

***

dipesta pernikahan Revan dan Laras.

beberapa pasang mata mengarah ke arah pasangan bule yang baru datang itu.

" ini sebenarnya yang jadi pengantin itu mereka atau kita sih ? kok pada ngeliatin kesini semua ?"

gumam Freya.

" entahlah. aku benci kalau jadi pusat perhatian begini."

balas Kevan merasa tidak nyaman.

Freya dan Kevan langsung bergegas hendak menyalami dan memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai ke atas stage pelaminan.

Freya terlebih dulu menyalami Tante Lastri dan Om Dahlan.

" ah kau datang juga, nak. Tante kira kamu tidak akan datang dan sudah kembali. terima kasih ya, Fre."

Lastri tampak sumringah melihat Freya datang dan langsung memeluknya sekilas karena antrian panjang dibelakang.

" iya Tante. sama-sama"

balas Freya tersenyum.

Lalu keduanya berjalan mendekati sang pengantin.

" kak Freya, kenapa baru datang sekarang? Laras kira mau jadi saksi pas akad tadi pagi."

" maaf, Laras. tadi tidak sempat."

ucap Freya berbohong. padahal kenyataannya Kevan melarangnya dengan alasan babibu yang intinya takut Revan mengurungkan niatnya menikahi gadis itu dan kembali mengejar istrinya.

" selamat ya untuk kalian, semoga langgeng sampai tua nanti."

ucap Freya dengan tulus.

" kamu juga, Fre. semoga kamu bahagia selalu ya."

kata Revan menjabat tangan Freya. namun segera ditepis Kevan.

" kau tenang saja, tidak perlu repot-repot mengurusi kebahagiaan orang lain. Freya ku akan selalu bahagia bersama Kevan suaminya, bukan Revan."

ucap Kevan tersenyum culas.

Revan hanya menarik nafas nya kasar.

" brengsek ! kalau saja tidak sedang berpakaian adat seperti ini pasti sudah ku hajar mulut mu, Kevan."

umpat Revan berusaha tenang seraya mengusap-usap dadanya.

" cukup, Kevan. ayo ! antrian panjang dibelakang mu."

ucap Freya melotot menarik tangan kasar Kevan, lalu beralih hendak bersalaman dengan ayah ibunya Revan.

" selamat ya, Om, Tante."

sapa Freya.

ibunya Revan masih terlihat sinis dan dingin saat melihat Freya.

" kamu ? bukannya sekarang sudah tinggal diluar negeri ? apa Revan yang mengundangmu kemari ?"

tanyanya sangat ketus.

Freya hanya menggeleng sambil tersenyum.

" Laras itu saudara sepupuku. mana mungkin aku melewatkan pernikahannya, Tante."

jawab Freya sengaja mengejek.

ibu dan ayahnya Revan tampak terkejut dan tidak menyangka bahwa ternyata menantunya itu masih ada ikatan keluarga dengan gadis yang dulu mereka hina dan dipandang sebelah mata.

namun karena merasa malu, mereka tidak berani mengatakan apa-apa lagi.

" Revan dari awal sudah mengetahui nya kok. memangnya Revan tidak pernah cerita ya ? oke permisi Om, Tante. sekali lagi selamat."

ucap Freya seraya menjabat tangan mereka, dan langsung pergi dengan menggandeng Kevan. ayah dan ibunya Revan tampak masih memperhatikan Freya yang tengah menggandeng mesra suaminya itu.

dulu ibunya Revan sangat menginginkan calon menantu yang menjunjung tinggi kesuciannya dan berasal dari bibit bobot bebet yang baik.

dan ia menganggap Freya gadis yang jauh dari kriteria itu. tapi Tuhan memang maha adil.

semoga saja Laras bisa melewati semuanya. dan Revan menerima Laras apa adanya sebagai mana Laras juga menerima masa lalu Revan yang terkenal badboy kampus itu.

***

" kita akan pulang sekarang, sayang. ayo bersiaplah. Leon sudah menunggu di lobby hotel."

ucap Kevan mengambil ponselnya yang tergeletak diatas kasur, hendak menelpon seseorang.

Freya tidak terlalu menanggapi nya, ia asik menonton infotainment sambil mengemil makanan ringan ditangannya.

" tolong siapkan segalanya. kami akan segera berangkat ke bandara."

ucap Kevan yang tengah berbincang dengan. seseorang ditelpon.

" baik. tuan Daniel juga sudah berada disini dengan seorang wanita menunggu anda."

"oke."

Kevan memutus sambungan telponnya.

" hey, sayang. kenapa kau masih duduk nyaman disitu. bergegaslah kita berangkat sekarang."

" memang sudah dapat tiketnya ?"

jawab Freya santai.

Kevan malah tertawa.

" kamu itu lucu, sayang. aku menjemput mu kemari menggunakan jet pribadi, masa pulangnya naik komersil."

seketika Freya menghentikan acara mengunyah dimulutnya. bibir mungilnya sedikit ternganga.

" tidak usah kampungan begitu ! suamimu ini punya tiga jet pribadi dan dua helikopter. makanya kalau mau kabur-kaburan bilang dulu, jadi bisa kau pakai jet pribadi kemanapun kau mau."

ucapnya menyindir dan mulai menyombongkan dirinya sendiri.

Mendengar itu Freya mendengus kesal.

" sejak kapan dia sombong begitu ? menyebalkan."

gumamnya dalam hati.

Kevan memang memiliki segalanya. namun ia sengaja tidak buka-bukaan tentang kekayaannya terhadap siapapun termasuk istrinya. bahkan ia membiarkan istrinya kemana-mana hanya naik taksi.

bukannya pelit, Kevan memang menguji Freya apakah bisa ia hidup sederhana. dan Freya pun sejak menikah dengan Kevan tidak pernah menuntun apapun apalagi bertanya tentang kekayaan yang dimilikinya.

Kini Freya telah lulus ujian. dan saatnya Kevan akan menunjukan siapa dirinya yang sebenarnya.

Siguiente capítulo