webnovel

8 - black alpha

" dimana aku bisa menemukan black alpha itu???"

" oh itu. Biasanya ia ada di dalam hutan, jauh di dalam hutan ada sebuah Goa, disana biasanya jadi tempat istirahat black alpha. Kamu bisa mencarinya disana " jelasnya

" hmmm "

" tapi... "

" tapi??? " aku penasaran dengan tapinya. Kelihatannya ada hal serius mengenai itu

" tapi disana biasa nya tak hanya satu black alpha. Antara tiga sampai lima ekor." sebanyak itu. Bagaimana aku harus menghadapinya sendiri, apa lagi level nya jauh diatasku.

" terus gimana aku harus menghadapi mereka sendirian" tak tahan, aku langsung protes dengan questnya. Terlalu berat untukku saat ini.

" tenang, caranya kamu harus memisahkan black alpha itu daru kelompoknya " terdengar mudah, tapi sebenarnya sangat sulit untuk dilakukan. Sangat sulit untuk memisahkan nya dari kelompoknya.

" huft. Penjelasanmu terdengar mudah, tapi sebenarnya sangat sulit untuk dilakukan, bagaimana aku bisa memisahkan salahsatu nya dari kelompoknya " aku protes padanya. Dia kelihatannya sangat mudah mengatakan itu, dan tak tahu jika yang dikatakannya itu sangat berat.

" itu urusan mu, kau pasti tau caranya. Aku takin padamu nak, jadi jangan hianati kepercayaanku ya "  katanya sambil menepuk pundakku sebagai tanda dukungan.

Aku hanya menghela nafas dengan hal ini, 'semoga saja dapat ku selesaikan'. Dia memberi kepercayaan padaku dan aku harap aku tak menghancurkan kepercayaannya.

*****

Sekarang aku berada di pinggir hutan, mau memulai pencarian black alpha. Disini juga ada banyak sekali petualang yang berada disini. Kebanyakan mereka berkelompok untuk mengurangi resiko kematian.

Sebenarnya aku juga ingin berkelompok, tapi di quest ini dilarang berkelompok maupun ber party. Kenapa mereka ber party??  Disini kebanyakan monster  nya berlevel sekitar 20-30 an.

'dia tak lama lagi pasti akan mati'

'dia pemula yang sangat bodoh'

'kasihan sekali anak itu, tak punya teman untuk di ajak leveling.'

Banyak sekali ejekan orang saat aku mulai memasuki hutan itu. Aku aslinya juga tak mau mengurus hal itu. Buang buang waktu, menurutku. Jika aku mengurus hal itu, waktu dab tenaga juga hanya akan terbuang percuma, jadi biar lah.

Sudah dua jam aku menyusui hutan ini, dan belum menemukan Goa yang di maksud. Aku terus menyusui hutan ini tapi dari tadi yang kautemui hanyalah goblin, rabbit dan juga beberapa slime. Tentunya aku menghabisi semua itu hanya dalam beberapa tebasan, perbedaan nya sangat jauh.

Lama kelamaan rasa lelah menyerangku, jadi mau tak mau aku harus istirahat di sana. Aku mencari tempat berteduh yang sesuai. Yaitu terlindung dari cahaya matahari dan juga tempatnya sejuk. Setelah mencari tempat yang cocok, aku menemukan nya. Ditempat dimana banyak pohon disana sehingga cahaya matahari tak mengenali dan juga udaranya masih segar.

Aku istirahat disana sambil memakan bekalku. Ya walau dikatakan bekal, sebenarnya hanyalah roti kering yang kubeli tadi.

'andai aku bisa menguasai skill memasak, pasti aku tak akan lagi memakan roti keras ini' aku mengeluh, rasa roti ini hambar di tambah lagi juga keras.

'mungkin nanti aku akan mempelajari skill memasak' aku bertekat tak ingin memakan roti ini lagi kalau aku punya skill memasak.

Rrrrrrr

Aku mendengar suara yang berasal dari belakangku. Saat ku lihat, ternyata disana ada seekor serigala hitam sedang menatapku dengan tajam. Seperti menatap mangsanya

'memangnya aku ini makananmu apa!!!'.

Namun ada yang berbeda dari serigala ini, dimulai dari besar tubuhnya. Yang ini besarnya sampai tiga kali serigala umumnya, kedua, kulitnya. Kalau serigala biasa warna kulitnya itu putih keperakan, tapi beda lagi dengan yang ini. Dia memiliki kulit yang berwarna hitam pekat.

Ketiga dan yang terakhir, ekornya. Bukannya memiliki ekor berjumlah satu, dia memiliki ekor berjumlah tiga sekaligus. Setelah kupikirkan pikir lebih baik, ternyata ini yang disebut dengan black alpha, hewan yang sedang kucari.

Tanpa memberi aba aba, ia langsung berlari kearahku dan mencoba menyerangku dengan cakarnya. Aku tak sempat menghindari serangannya dan akhirnya terkena serangan itu.

Aku menjatuhkan darinya dan meminum potion yang kupunya. Serangannya sangat kuat bahkan HP ku sampai terkurang 13% hanya dengan satu serangannya itu.

Setelah memulihkan diri, aku ganti yang berlari dan menyerangnya, mencoba mangsanya dengan pedangku, tapi apa daya semua seranganku tak dapat melukainya. Kulitnya sangat keras.

Aku menjauh darinya setelah menyadari semua seranganku sia sia belaka. Kucoba menyerangnya dengan cara lain. Sekarang dengan cara menusuknya.

Saat aku sedang berpikir, serigala itu tiba tiba sudah ada didekatku, lagi lagi ia mengayunkan kaki depannya ke arahku. Aku secara reflek menangisinya dengan pedangku, tapi meskipun berhasil menangkisnya, aku tetap terpental beberapa meter kebalakang.

Aku melompat dan mencoba menusuknya, tapi semua berhasil dihindari serigala itu. Aku harus memikirkan cara baru lagi untuk memgecohnya.

Aku berlari sambil memegang pedang secara berlari, kuambil beberapa pisau dari pinggangku, dan melemparnya pada serigala itu. Otomatis ia menghindari lemparan pisau itu, dan terbentuklah celah untuk menyerangnya.

Aku berlari kearahnya dan segera menusukkan pedangku padanya. Ia berhasil kulukai meskipun tak dalam tapi yang penting berhasil dulu.

Kami saling bertukar serangan selama lebih dari setengah jam dan diakhiri dengan kemenanganku. Sebenarnya kalau tak ada potion, aku pasti sudah mati duluan, untungnya potion pemberian Taiga menyelamatkanku.

Niatnya aku langsung kembali ke kota  tapi ternyata aku sudah kehabisan tenaga. Dan lagi potionku juga sudah tak tersisa sama sekali. Terpaksa aku harus istirahat sampai tenagaku pulih kembali.

*****

Aku sekarang ada dirumahku, rumah ku beneran bukan yang di game. Tak kusangka aku sampai memainkan game selama lebih dari 15 jam. Aku terlalu serius memainkan game itu.

Kubuka rak yang di dapurku, disana ternyata tak ada apa apa. Kosong momplong. Dan lebih parahnya lagi, di dompetku juga tak ada uangnya sama sekali, terpaksa aku harus ke atm dan juga ke supermarket.

Sesampainya di atm aku langsung mengecek saldo ku yang tersisa, disana tersisa sekitar dua jutaan. Hanya cukup untuk hidup dua bulanan. Kebanyakan uangku sudah kuhabiskan untuk membeli perangkat game.

'aku harus bisa menghasilkan uang dari game itu' tekatku setelah melihat jumlah uang yang tersisa. Aku sampai lupa tujuan kita memainkan game itu, karma keasyikan dengan game itu.

'semoga saja job baru itu dapat membuatku mempelajari berbagai skill produksi' aku sampai berharap begitu. Jika aku tak bisa menghasilkan uang dari game itu selama dua tahun kedepan, aku harus cari kerja lagi.

Siguiente capítulo