webnovel

Salah isi nomer

In some malam yang langitnya berwarna black, 4 manusia pilihan author datang menghampiri counter HP untuk membeli sebuah paket internet, namun mereka mengalami musibah yang paling dibenci oleh para human disaat mereka ingin mengisi paket internet.

Tukang counter :

"Jadi isi 20 ribu ya?" *sambil menekan-nekan nomer HP.

Abdullah :

"Ya mas".

...

...

Abdullah :

"Eeeeh mas, kok belum ada pesan masuk soal paketannya?".

Tukang counter :

"Tunggu aja sebentar" *sambil memainkan HP nya.

Abdullah :

"(Masalahnya ini sudah 2 menit, jadi tidak mungkin...)".

!!!

Saat dirinya melihat buku nomer si tukang itu, kagetlah dia saat tahu kalau nomernya yang tertulis disana salah.

Abdullah :

"Lho mas, no..nomernya itu salah, se..seharusnya angka terakhirnya itu 5, bukan 7" *sambil menunjukan nomer yang salah.

Tukang counter :

"Haa?, kok bisa begitu?, bukannya kamu bilang 7 tadi?".

Abdullah :

"Bukan mas, saya bilang 5, lagian tulisan mas sendiri yang bentuk 5 nya mirip 7".

Tukang counter :

"Waduh, maaf mas, saya gak bisa ganti, sudah kebijakan disini buat gak ganti rugi salah isi nomer" *sambil bersikap massa bodoh.

Abdullah :

"(Haaa?, kebijakan konyol macam apa itu?)".

Tukang counter :

"Kalau mas mau ngisi lagi, ya mas harus bayar lagi".

...

Abdullah sempat terdiam sejenak mendengar kata-kata yang konyol dari tukang itu, tapi karena tidak mau menahan nafsunya lebih lama dan author sudah berkehendak, diapun pasrah dengan nasibnya.

Abdullah :

"Haaaaaaaaa, baiklah aku paham, aku akan isi ulang lagi, tapi aku mohon nomernya jangan sampai salah lagi (sabar, ini cuma cobaan yang simple, masih mending salah nomer daripada HP ku kecuri atau sejenisnya) " *sambil mengeluarkan uang didompetnya.

Si bangsat anjing :

"Siap bos".

[POSITVE]

----------------

Tukang counter :

"Jadi isi 20 ribu ya?" *sambil menekan-nekan nomer HP.

Lucien :

"Y".

...

...

Lucien "

"Woi, kok gak masuk-masuk paketannya?".

Tukang counter :

"Tunggu aja sebentar" *sambil memainkan HP nya.

Lucien :

"Woi idiot, ini sudah lebih 3 menit, gak mungkin...".

!!!

Saat dirinya melihat buku nomer si tukang itu, kagetlah dia saat tahu kalau nomernya yang tertulis disana salah.

Lucien :

"Bangsat!!, lu tuli ya?, harusnya angka terakhirku itu 5, bukan 7 woi!" *sambil menunjukan nomer yang salah.

Tukang counter :

"Haa?, kok bisa begitu?, bukannya kamu bilang 7 tadi?".

Lucien :

"Sumpah?, ibumu itu tuli atau gimana saat mau mengaborsimu ha?, apa lu gak bisa bedain mana itu 7 dan 5?, ah udahlah, jangan banyak bacot lagi, pokoknya sekarang cepat isi ulang nomerku" *sambil emosi berat.

Tukang counter :

"Waduh, maaf mas, saya gak bisa ganti, sudah kebijakan disini buat gak ganti rugi salah isi...".

DUAK NAMEK!!

PRANG-PRANG-PRANG!!!

Setelah memukul mata kanan si bangsat itu, menjambak jambul rambut depannya yang menyebalkan, dan membanting wajah borosnya ke kaca lemari koleksi HP nya, dengan ekspresi wajah perempuan PMS, Lucienpun mulai menakut-nakuti tukang itu.

Lucien :

"Maaf ya anak haram yang gak berbakti sama ibunya yang tuli, sepertinya aku juga mulai tuli setelah dengar omong kosongmu barusan, jadi kalau gak keberatan, bisa kau ulangi lagi ucapanmu?" *sambil mejambak rambutnya erat-erat.

Si bangsat anak haram :

"Ah i..iya mas, a..aku akan ganti rugi, ta..tapi tolong lepasin jambakaannya plis" *sambil mengeluarkan air dari mata dan kemaluannya.

[NEGATIVE]

--------------------

Tukang counter :

"Jadi isi 20 ribu ya?" *sambil menekan-nekan nomer HP.

Auth...Budi :

"Ya".

...

...

Budi :

"Permisi mas, kenapa ini belum ada pesan masuk soal paketannya?".

Tukang counter :

"Tunggu aja sebentar" *sambil memainkan HP nya.

Budi :

"(Masalahnya ini sudah 2 menit, jangan bilang kalau nomernya...)".

!!!

Saat dirinya melihat buku nomer si tukang itu, kagetlah dia saat tahu kalau nomernya yang tertulis disana salah.

Budi :

"(Astaga, beneran salah dong) Hei mas, seharusnya angka terakhir nomerku ini itu 5, bukan 7" *sambil menunjukan nomer yang salah.

Tukang counter :

"Haa?, kok bisa begitu?, bukannya kamu bilang 7 tadi?".

Budi :

"Bukan mas, saya bilang 5, lagian tulisan mas sendiri yang bentuk 5 nya mirip 7".

Tukang counter :

"Waduh, maaf mas, saya gak bisa ganti, sudah kebijakan disini buat gak ganti rugi salah isi nomer" *sambil bersikap massa bodoh.

Budi :

"Haaaa?, tapi masnya kan yang salah ngisinya!, harusnya mas yang tanggung jawab dong!" *sambil membentak-bentak.

Tukang counter :

"Maaf mas gak bisa".

...

Brak!

Setelah menendang lemari kacanya, langsung saja Budi pergi dari tempat jahanam itu sambil mengucapkan kata-kata pedas.

Tukang counter :

"WOI!!, APA-APAAN LU HA?!, KENAPA LU MAIN RUSAK BEGITU?!".

Budi :

"Bodoh amatlah!, gak sudi gua ketempat ini lagi!, semoga lu kena karma dan bangkrut sialan!" *sambil memasang ekspresi super kesal.

Tukang counter :

"Wooh dasar bocah gendeng!".

Budi :

"Lu punya kacakah?, kalo gak, jual semua HP mu buat beli kaca sana!".

[REALISTIS]

-------------------

Tukang counter :

"Jadi isi 20 ribu ya?" *sambil menekan-nekan nomer HP.

Izamu :

"Iya zeyeng" *sambil tersenyum manis.

Tukang counter :

"(Hiii najis, bisa-bisanya dia ngomong begitu sambil senyam-senyum gak jelas)".

...

...

Izami :

"Hei beb?, kok aku belum dapat pesan masuk soal paketanku ya?".

Tukang counter :

"Tunggu aja sebentar" *sambil memainkan HP nya.

Izami :

"Hmmmm, aku coba cek bukumu dulu ya beb, aku mau mastiin...".

!!!

Saat dirinya melihat buku nomer si tukang itu, kagetlah dia saat tahu kalau nomernya yang tertulis disana salah.

Izami :

"Lho sayangku, seharusnya angka terakhir nomerku ini 5, bukan 7" *sambil menunjukan nomer yang salah.

Tukang counter :

"Haa?, kok bisa begitu?, bukannya kamu bilang 7 tadi?".

Izami :

"Ah bebebku ini bisa saja deh, berhenti bercanda ah, nanti aku mutilasi lho, ahahaha" *sambil memasang senyum psikopat.

Tukang counter :

"Maaf mas, saya gak bercanda, dan saya juga gak mau ganti rugi, kalau mas mau isi lagi silahkan bayar lagi" *sambil memasang wajah ketus.

...

...

Setelah terdiam sesaat, Izami yang berusaha untuk tidak mengeluarkan pisau dapur yang dia bawa disakunya karena masih ada banyak orang di daerah sekitarnya itu akhirnya merelakan paketannya yang melayang itu.

Izami :

"Ahahahaha, ok deh, aku rela soal paketan itu, kalau begitu apa zeyeng bisa ambilkan chasing HP yang ada dibelakang itu?, papi mau beli karena kebetulan casing papi sudah rusak, dan sekalian mau mastiin dulu itu Made In China atau enggak buat jaga-jaga kalau ada virusnya, ahahahahahaha" *sambil menunjuk kearah kumpulan casing.

Tukang counter :

"(Jirr, najis sumpah, bisa-bisanya dia manggil dirinya papi begitu, apa dia gak geli ngomong hal kaya begitu?, bodoh amatlah, pokoknya cepat urus dia biar dia pergi dari sini)" *sambil pergi kearah bagian belakang.

Kemudian, setelah mengambil casing HP yang ditunjuk oleh papinya, si bebeb inipun kembali ke bagian depan, tapi dia kaget setengah mati, bukan karena melihat si Izami yang menghilang, tapi karena HP, kipas angin, kalender, dan beberapa nomer baru yang dia simpan dilemari kacanya itu sirna seperti teman saat mau ditagih hutang

Tukang counter :

"Puaah!!, mind blowi....eh, BANGSAT!!, SEKARANG BUKAN WAKTUNYA KAGUM TAHU!!, MALINGG!!, MALIING!!" *sambil berlari keluar tokonya untuk mencari si papi.

[NGAWUR/GAK JELAS.....tapi jenius :p ]

Siguiente capítulo