webnovel

Second meet

Seperti hari kemarin coffee shop tutup lebih awal karena semua cookies dan kopi yang disiapkan hari ini sudah habis terjual dua jam lebih awal dari jam penutupan, sehingga membuat Anne harus menutup kedainya walaupun matahari masih tinggi.

"Apa perlu kita rubah jadwal buka coffee shop kita Jack?" tanya Anne penuh semangat pada Jack saat mereka berjalan keluar dari coffee shop menuju ke apartemen Anne.

"Rubah jadwal bagaimana?" tanya balik Jack tak mengerti dengan arah ke pembicaraan Anne.

"Seperti hari ini kita bukan lebih awal dan tutup lebih cepat, jadi kita bisa menikmati hari dengan berjalan jalan sore seperti ini," jawab Anne sambil tersenyum lebar. 

"Jangan mimpi!!!" sahut Jack dengan cepat sambil mempercepat langkah kakinya.

"Kenapa?" tanya Anne bingung.

Jack hanya mengangkat tangannya ke udara mendengar perkataan Anne sambil terus berjalan tanpa menunggu Anne yang terlihat kepayahan mengejarnya dari belakang. Anne akhirnya bisa beristirahat di sebuah kursi yang ada di dekat taman bersama Jack yang bersiap menikmati rokok nya, namun tiba-tiba Anne merebut rokok yang ada di mulut Jack dan membuangnya ke tempat sampah saat Jack akan memantik api.

"Merokok membuatmu sakit, jadi jauhkan rokok darimu," ucap Anne tanpa rasa bersalah.

Brakk

Tanpa Anne duga tiba-tiba Jack melempar gelas berisi kopi yang tadi ia bawa dari coffee shop ke aspal dengan keras sehingga membuat Anne kaget.

"Jangan urus hidupku Anne, kau tak berhak mencampuri kehidupanku. Memangnya kau pikir siapa dirimu berani melarangku merokok hah!!" hardik Jack dengan suara meninggi sambil menatap tajam ke arah Anne yang nampak sangat shock.

"A-aku hanya…"

"Urus urusanmu sendiri Anne, kalau hidupmu sudah lebih baik baru kau bisa berkomentar tentang hidup orang lain. Hidupmu saja kacau dan…"

Jack yang marah dengan menggebu-gebu tiba-tiba terdiam ketika melihat kedua mata Anne berkaca-kaca dengan wajah yang memerah, tak begitu lama kemudian Anne terlihat bangun dari kursi. Ia kemudian mengeluarkan sebuah kotak rokok dari dalam tasnya, rupanya setiap hari Anne melarang Jack merokok ia menghitungnya dengan baik sehingga ia bisa menyiapkan gantinya.

"Maaf...maafkan aku," ucap Anne pelan menahan tangis, ia kemudian pergi meninggalkan Jack di taman seorang diri.

Melihat Anne pergi seperti itu membuat Jack membatu, ia menatap Anne yang berjalan sambil menunduk. Ada rasa penyesalan dalam dirinya karena telah berkata seperti tadi, ia lalu merebahkan tubuhnya diatas kursi sambil menatap langit yang masih sangat cerah. 

Anne pergi meninggalkan Jack sambil mengingat perkataan terakhir Jack padanya, rasanya sangat sedih sekali ketika niat baik tak terbalas. 

"Lebih baik memang aku tak usah mencampuri urusan orang lain," ucap Anne lirih sambil tersenyum.

Saat Anne sedang berjalan menyusuri jalan trotoar sebuah mobil BMW hitam mengikutinya dari belakang, mobil itu adalah milik Aaron. Dia mengemudikan mobilnya sendiri karena ingin berjalan sore namun ia justru melihat wanita yang sedang ia cari. Sontak Aaron langsung mengikuti wanita itu tanpa berani turun dan berkenalan secara langsung, ia masih ingin memperhatikan gerak-gerik gadis yang menarik perhatiannya kemarin. Saat sedang konsentrasi membawa mobil tiba-tiba Aaron dikejutkan dengan apa yang ia lihat didepan matanya, nampak jelas Anne sedang membantu seseorang nenek yang tak bisa menyebrang dan sedang menjadi bulan-bulanan pengemudi lainnya karena dianggap memperlambat laju kendaraan mereka di jalan raya. Anne hanya bisa tersenyum sambil berkali-kali mengacungkan tangannya ke atas meminta maaf kepada para pengemudi mobil yang sedang berhenti, ketika ia membantu nenek yang kesulitan berjalan itu melintasi zebra cross yang sudah hijau.

"Benar-benar gadis yang menarik," ucap Aaron pelan sambil melintas di samping Anne yang sedang berbincang dengan wanita yang tadi ia tolong.

Saat baru akan keluar dari mobilnya tiba-tiba Aaron melihat seorang pemuda mendekati Anne dan meraih tangan gadis itu dengan kasar, lalu mengajaknya pergi meninggalkan nenek tua itu duduk sendirian di taman melintasi depan mobil Aaron yang sudah terparkir tak jauh dari kursi tempat duduk sebelumnya. 

Aaron melihat jelas bagaimana Anne terlihat keras berusaha melepaskan cengkraman pemuda itu yang mengajaknya pergi.

"Apakah itu kekasihnya," ucap Aaron dalam hati sambil terus menatap ke arah Anne yang semakin menjauh.

Bersambung

Siguiente capítulo