webnovel

Took You Long Enough to Ask

"took you long enough to ask that question" Chaewon tersenyum miring.

Chaewon menatap bulan dan mulai berbicara, "itu karena kakakku. Dia meninggal karena lelaki yang membuatnya hamil tidak mau bertanggung jawab dan memaksanya untuk menggugurkan bayinya."

"padahal lelaki itu mengatakan bahwa dia mencintai kakakku" Chaewon mendengus tak suka.

"bullshit" kutuk Chaewon di bawah nafasnya.

"Sejak saat itu aku tidak suka pria terutama yang pria yang mendekati seorang wanita hanya untuk berhubungan seks. Kau adalah salah satu dari mereka" Chaewon menatap Kyuhyun.

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya.

"Kau terkenal karena berkencan dengan banyak gadis. Kamu pemaksa, egois, dan keras kepala juga."

"lalu apa yang membuatmu berubah pikiran?"

Dengan nada candanya, Chaewon berkata "do you want to hear the real reason or the fake one?"

"There are even 2 reasons?" Kyuhyun menanggapi, merasa terhibur.

"alasan pertama adalah kau itu atasanku. Kau memiliki kekuasaan dan kekuatan untuk menghancurkanku dengan mudah."

Kyuhyun cukup sakit mendengar alasan itu, dia tidak bisa menghindari kenyataan bahwa Chaewon juga mempunyai pemikiran yang dimiliki wanita-wanita lainnya.

"Alasan kedua, ketika aku melihatmu yang rentan, aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja. Ada pemikiran bahwa, semua yang terlihat mata bukanlah segalanya" matanya tersenyum hangat.

"yang mana yang kebohongan?"

"kau yang memutuskan" jawab Chaewon.

Kyuhyun mengambil tangan Chaewon dan memegangnya dengan erat. Tidak akan pernah mau melepaskannya. "haruskah aku berterima kasih padamu karena tidak meninggalkanku yang pemaksa, egois dan keras kepala ini?" Kyuhyun tersenyum penuh.

Chaewon hanya melemparkan pandangannya pada apa saja selain Kyuhyun.

"well, sekarang giliranku lagi" Chaewon menemukan pertanyaan baru untuk Kyuhyun.

Kyuhyun mengangguk menyetujui.

"kau ingin sekali berhubungan sex denganku, apa kau pernah melakukan sex dengan wanita hamil sebelumnya?"

"tidak pernah"

"lalu apa yang membuatmu sangat percaya diri ingin melakukannya denganku?" sidir Chaewon.

"apa tidak boleh aku ingin melakukannya dengan istriku?"

"sex saat hamil itu berbeda dengan sex biasanya. Harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu janin. Sebaiknya kau belajar terlebih dahulu"

"i'll be gentle" ucap Kyuhyun dengan raut keseriusan tiada tara.

"sebaiknya kita masuk" Chaewon bubur-buru bangkit meninggalkannya.

Chaewon yang masuk ke dalam kamar terlebih dahulu, mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja samping tempat tidur, karena melihat lampu notifikasi. Chaewon bergeming, alisnya bertaut tidak suka. Kyuhyun yang melihat perubahan raut wajahnya itu langsung mendekat dan bertanya.

"ada apa?"

Entah sudah keberapa kali Chaewon menghela nafas panjang hari ini, "orang iseng" elaknya.

Kyuhyun tidak mempercayainya dan langsung merebut ponsel itu dari tangan Chaewon. Chaewon ingin protes tapi dia urungkan niatannya itu dan beralih masuk ke dalam selimut.

Kyuhyun membaca pesan yang diterima oleh Chaewon, wajahnya ketara sekali menunjukkan ketidaksukaan.

'from : unknown

I know where you are!

It's pointless to hide from me!

I'm watching you!

Dead always follow you!'

"ini bukanlah kerjaan orang iseng" geram Kyuhyun kesal, seraya langsung menghubungi nomor tersebut.

Tatapan matanya tak pernah lepas dari Chaewon yang juga menatapnya pasrah. Kyuhyun menyumpah serapah ketika nomor yang dihubungi tidak tersambung. Tanpa tunggu lagi Kyuhyun langsung membuka laptopnya dan berkutat pada program pelacakan yang sedang dikembangkan oleh perusahaannya itu.

Chaewon penasaran akan apa yang sedang dilakukannya tapi dirinya terlalu lelah untuk menyuarakan keinginannya itu. Chaewon menunggu beberapa saat, memperhatikan punggung Kyuhyun yang masih serius mengetikkan angka-angka pada laptopnya.

Saat sedang menunggu hasil pelacakan, Kyuhyun bangkit dari sofa dan duduk di tepi tempat tidur "aku tidak ingin kau menutupi hal-hal seperti ini. Jika ada yang mengusikmu, aku jamin mereka tidak akan muncul di hadapanmu lagi" nadanya berubah dingin.

Chaewon bergumam mengiyakan, dirinya sempat dibuat merinding akan ucapan itu. Dia dapat merasakan keseriusan dalam setiap kata-katanya.

"kau tidur duluan saja, masih ada yang harus aku kerjakan" Kyuhyun menarik selimut hingga menutupi tubuh Chaewon sepenuhnya.

"jangan tidur terlalu larut, besok kau masih harus menghadiri rapat 'kan?" balas Chaewon mengingatkan.

"aku tahu. Sekarang tidurlah" Kyuhyun memberikan kecupan singkat di dahi Chaewon dan kembali ke laptopnya.

Tempat terakhir sinyal dari ponsel itu terdeteksi telah ditemukan. Kyuhyun menghubungi orang kepercayaannya untuk mencari tahu siapa yang mengirim pesan teror tersebut dan tak lupa memberikan alamat yang telah ia dapat.

"aku memberimu waktu sepuluh jam dari sekarang. Aku tidak akan mentolerir orang-orang yang mau menyakiti keluargaku" dengan kecaman itu sambungan mereka terputus.

Sedikit menghabiskan waktu dengan program pelacak yang ia kembangkan, Kyuhyun akhirnya mencoba untuk mengganti suasana hatinya. Ia teringat dengan perkataan Chaewon sebelumnya tentang sex dengan orang hamil. Kyuhyun mengetikkan kata kunci di mesin pencari dan hanya 0,5 detik dia telah disajikan jutaan hasil pencarian.

Dengan cekatan Kyuhyun membaca artikel-artikel tersebut dan memahaminya. Setelah dia merasa cukup paham, Kyuhyun mematikan laptopnya dan berbaring di samping Chaewon yang telah terlelap.

.

Pagi itu Kyuhyun telah mendapatkan semua data yang dipintanya semalam melalui email. Orang kepercayaannya telah menyortir siapa saja yang mungkin menjadi tersangka. Kyuhyun membaca latar belakang masing-masing tersangka, tetapi ada satu orang yang menjadi tersangka kuat baginya. Kyuhyun kembali menghubungi orang kepercayaannya untuk mengawasi gerak-gerik wanita yang bernama Monique Sanchez.

Monique Sanchez, adalah seorang putri miliuner yang juga pernah menjadi wanita yang menemaninya dan terobsesi padanya. Wanita ini pernah meminta Kyuhyun agar menikahinya, tetapi ditolak mentah oleh dirinya.

Setelah yakin telah menemukan targetnya, Kyuhyun pergi membersihkan diri dan bersiap untuk pergi rapat. Setelah rapi ia mencoba untuk membangunkan Chaewon dengan menepuk-nepuk pelan bahunya. Chaewon mengerutkan dahi tak suka, Kyuhyun mengerti akan hal itu. Semalam, Chaewon sempat terbangun dari tidurnya karena merasa sedikit sesak untuk bernafas.

"aku pergi rapat dulu, nanti akan ada orang yang akan mempersiapkanmu"

Chaewon hanya bergumam mengiyakan. Entah Chaewon benar-benar paham atau hanya tak ingin diganggu saja makanya ia seperti itu. Kyuhyun pun membiarkannya kembali beristirahat, dan dia pergi ke ruang rapat.

Siguiente capítulo