Briena fokus pada pekerjaannya. Pekerjaan sudah menumpuk padahal wania itu hanya cuti satu hari. Tangannya yang tengah mengetik di atas keyboard laptopny terhenti saat ia mengingat tentang janji temunya dengan salah satu dokter di rumah sakit.
Di sisi lain, Vian baru saja menyelesaikan pekerjaan pertamanya di pagi ini saat Jo mengetuk pintu ruang kerjanya. Vian mempersilahkan pria itu masuk.
"Ada apa, Jo?" tanya Vian.
"Hanya mengingatkan, Pak. Hari ini Bapak harus ke rumah sakit," ujar Jo dengan sopan.
"Oh, iya. Jam berapa jadwal pertemuannya?" tanya Vian baru teringat.
"Jam 10, Pak," jawab Jo.
Vian melirik jam di tangannya, sudah menujukan pukul 8 lebih 45 menit. "Kau sudah mengosongkan jadwal sampai jam makan siang bukan?"
"Iya, Pak." Jo mengangguk mengiyakan.
"Ya sudah, kau boleh keluar. Saya akan keluar sebenta," ucap Vian pada akhirnya.
"Baik, Pak."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com