Semalam, utusan hantu dikirim untuk menyelamatkan anak-anak, dan aku tidak tahu apa yang mereka lakukan untuk memberi tahu penduduk desa tentang berita ini.
Saat ini mereka yang kehilangan anak-anak telah tiba di gubuk jerami.
Dari kejauhan, terlihat sebuah adegan menyentuh reuni keluarga, orang tua menangis, dan membawa anak-anak mereka kembali dengan tergesa-gesa, karena takut menghadapi musibah lagi.
Segera anak-anak itu dibawa pergi.
Tinggal satu-satunya anak lelaki yang tersisa, duduk sendirian di gubuk, memegang lutut dan mengubur kepalanya. Ia tampak kebingungan.
Mau tak mau aku berjalan mendekat dan duduk di sebelahnya.
Saat itu aku sudah kembali ke tubuhku yang sebenarnya. Bocah itu tidak mengenalku.
"Ah Liang, ibumu belum datang menjemput?"
Ah Liang menatapku kebingungan dan bertanya dengan malu-malu, "Siapa kamu?"
Aku merenung sedikit dan berkata sambil tersenyum, "Aku kakakmu."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com