"Ayah tenang ya. Masih ada aku dan Arumi yang akan menemani Ayah," ucap Rayyan yang duduk bersila di depan Ayahnya. Matanya berkaca-kaca saat melihat Yudha tampak duduk diam sambil menatap jenazah istrinya.
Lama Rayyan berdiam diri. Tapi Yudha sama sekali tidak bersuara. Tatapannya kosong. Dan itu yang membuat Rayyan bingung sekaligus khawatir.
"Permisi A' Rayyan, ini mau dimakamkan jam berapa?" tanya seorang tetangga Ayah dan Ibunya.
"Eh.. maaf Mang Asep. Satu jam lagi saja ya." jawab Rayyan. Memang aneh. Tapi saat ini Rayyanlah yang memang ditunggu untuk memberi keputusan.
"Baik A', Pak Yudha sama sekali tidak mau bicara. Jadi kami bingung harus dimakamkan jam berapa."
"Iya Mang, maaf ya."
"Jangan!! jangan bawa pergi Fatma!!" tiba-tiba Yudha berteriak. Rayyan dan Asep kaget bukan main. Apalagi tamu-tamu yang hadir di sana juga.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com