Sepanjang perjalanan, Aqila dan Fadhil hanya diam. Mereka hanya saling melirik satu sama lain. Mereka menyesal karena sudah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan sebelum menikah. Aqila sangat malu sekaligus juga sebal dengan Fadhil yang sudah mencuri ciuman pertamanya. Sedangkan Fadhil merasa sangat bersalah dengan apa yang dia lakukan pada Aqila. Padahal waktu di rumah barunya dulu, dia sudah berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi kali ini sepertinya setan benar-benar sudah menguasainya. Dia beristighfar dalam hati. Waktu seminggu ini tidak lama. Dia harus menjaga diri agar dia bisa menjaga Aqila dengan baik.
"Kita sudah sampai." ucap Fadhil.
"Ha? sudah sampai?" Aqila tersentak saat tiba-tiba mobil Fadhil ternyata sudah ada di depan rumahnya.
"Aqila, aku mau tanya sama kamu. Bagaimana kelanjutan rencana pernikahan kita?" tanya Fadhil tanpa melihat Aqila.
"Terserah kamu. Kamu yang sudah membatalkan. Jadi terserah saja kamu mau apa?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com