Lima Bulan Kemudian,
Arsya kelimpungan saat melihat istrinya sudah mulai kesakitan. Kepanikannya menghadapi persalinan Rara sudah dia rasakan sejak satu bulan yang lalu. Bahkan mungkin paniknya Arsya melebihi paniknya Rara yang justru berusaha untuk tenang menghadapi persalinannya.
"Mas, tenang ya. Tetaplah berfikir positif. Kamu harus kuat agar aku juga kuat." ucap Rara. Bukan Rara yang panik meski sakit. Tapi malah justru Arsya yang ketakutan. Dia berusaha menghilangkan traumanya dengan selalu berfikir positif. Tapi semakin hari semakin mendekati persalinan malah semakin kuat. Rara yang tengah kesakitan karena sudah pembukaan lima, malah justru harus menguatkan suaminya juga.
"Pak Arsya, anda harus tenang. Kalau anda tidak kuat, bisa tunggu di luar." ujar sang Dokter karena melihat Arsya pucat dan berkeringat dingin. Setelah diceritakan masalalu Arsya, Dokter itu akhirnya paham dengan keadaan yang dialami oleh Arsya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com