Pemuda yang melihat kebersamaan Arsya dan Rara itu tiba-tiba menyandarkan tubuhnya ke sandara tangga yang ada di teras kamar. Dia memeluk gitarnya dengan wajah sendu.
"Mas, coba lihat orang itu. Sepertinya dia sedang gegana, Mas." ucap Rara lirih.
"Apaan itu?" Arsya menoleh ke belakang melihat pemuda itu.
"Gelisah, galau, merana."
"Kasihan banget. Habis putus cinta kali dia ya. Kamu kasih aja ini Ikan bakarnya sama cuminya buat dia. Kali aja dia laper ga punya uang buat beli makan."
"Ya deh aku kasih. Mas yang bawa nasinya ya. "
"Tapi ga ada piring lagi, Ra."
"Kasih sebakul-bakulnya aja Mas. Kita juga udah kenyang kan."
"Ya deh." Arsya dan Rara membawa makanan dan memberikannya pada pemuda yang tampak sedang gegana itu.
"Permisi Mas. Ini ada makanan buat Mas. Masih utuh koq. Bukan sisa." ucap Rara.
Pemuda itu mendongak dan kaget melihat ada orang yang membawa makanan untuknya. "Eh, Mbak, Mas." Pemuda itu mendongak melihat Rara dan Arsya yang sedang membawa makanan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com