Rara menatap iba pada sosok gadis kecil berkuncir dua di depannya ini. Dia sedang melahap bekal yang dia bawakan untuk Naya. Gadis kecil yang harus kehilangan ibunya sejak lahir. Bahkan wajah ibunya saja dia tidak tahu. Sama seperti dirinya yang tidak pernah tahu seperti apa wajah kedua orangtuanya yang sudah tega membuangnya.
"Enak Nay?" tanya Rara pada Naya.
"Enak bu. Naya suka sekali sayur. Tapi bikinan bu Lala. Kalau bikinan bibik aku ga mau." ucap Naya sambil mengunyah makanan.
"Lho koq gitu? semua yang dimasakin sama bibi harus dimakan donk."
"Masakan bibi tidak seenak masakan bu Lala sih. Koq ibu tahu aku suka ayam upin-ipin?" tanya Naya dengan polosnya.
"Ayam upin ipin?" Rara bingung dengan apa yang diucapkan Naya. Akhirnya ia bertanya pada gadis kecil itu.
"Ini lho bu. Upin ipin kan suka yang kayak gini." Naya mengangkat paha ayam yang disukai upin ipin.
"Oh paha ayam? upin ipin suka makan paha ayam?" Rara malu karena dia tidak pernah menonton upin ipin.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com