Jihan duduk dengan wajah yang terlihat pucat. Arsya menunggui di sebelahnya. Entah apa yang Arsya rasakan. Tapi dia hanya prihatin dengan keadaan yang menimpa Jihan. Setelah muntah, Jihan enggan untuk makan lagi.
"Kamu harus makan ya. Meski sedikit. Yang tadi kan sudah keluar semua," ucap Arsya.
"Aku masih mual, Mas." Jihan memegang perutnya.
"Dokter sedang menuju ke sini. Kamu akan diperiksa oleh dokter, Nak." ucap Rosa. Dia ingin sekali menangis. Tapi ditahan.
"Sambil menunggu dokter, kamu makan dulu ya Ji. Mau makan buah aja? kan buah bisa menghilangkan mual."
"Iya Mas. Aku mau makan buah aja kalau begitu," kata Jihan sambil duduk bersandar di sandaran tempat tidurnya.
"Aku kupasin apel ya." Jihan mengangguk. Arsya mengupas apel dengan hati-hati. Dia memotong kecil-kecil dan menyuapkan ke mulut Jihan.
"Mas, maaf ya aku ngrepotin kamu. Ini udah magrib belum ya?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com