Rayyan segera menghampiri Arumi yang nampak terengah-engah nafasnya. Entah apa yang baru saja terjadi dengan mantan istrinya itu. Dia mencoba untuk mendekat, tetapi spontan dia memundurkan langkahnya. Dia tidak ingin Arumi berpikiran negatif padanya. Bisa dibilang Rayyan kini lebih menjaga sikapnya di depan Arumi.
"Kamu kenapa?" tanya Rayyan tanpa bermaksud untuk mendekati Arumi. Meski ingin sekali dia merengkuh Arumi dalam pelukannya. Namun ia tahan karena sekarang mereka sedang berada di kamar yang sama. Dia hanya ingin memastikan Arumi baik-baik saja.
"Ray" Arumi hanya memanggil namanya saja tanpa menoleh. Setelah itu dia menangis lagi.
"Iya Arumi aku disini. Kamu kenapa?"Entah apa yang terjadi, Rayyan tidak berani mendekat apalagi menyentuh Arumi. Walau Rayyan tahu Arumi butuh seseorang untuk menguatkannya.
"Ray, aku mimpi buruk." Arumi menekuk lututnya dengan kepala menunduk.
"Mimpi Buruk apa rum?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com