Mereka berdua kini saling bertatapan. Baik Selo atau pun Viola sudah berada di ambang keinginan seks tingkat tinggi.
"Matamu begitu indah, Sayang," bisik Selo lalu mengecup mata Viola dengan mesra. Viola hanya bisa memejamkan matanya. Debaran jantung mereka pun kini sudah sangat kencang.
"Gigitlah aku jika sakit." Selo kembali berbisik. Sedangkan Viola hanya bisa memejamkan mata.
Dengan perlahan Selo menusukkan senjatanya ke arah organ intim Viola.
"Eumh ... Sel," bisik Viola karena sedikit perih. Mis v seorang perawan sangat rapat. Sehingga senjata Selo tidak bisa menembus begitu saja.
"Sayang euuhh ...." Selo mulai mendesah sekuat tenaga. Tatkala kini bahkan kepala naganya sudah masuk walau sedikit.
"Emh Sel, perih." Viola kembali mencengkeram erat sprei.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com