"Baiklah Papi, Mami akan duduk saja sambil menatap Vio dari kejauhan, padahal sebenarnya Mami ingin sekali memeluk Vio, tapi memang kondisinya seperti itu," kata Jessika dengan senyumannya, dia mencoba tersenyum dan hatinya sangat pedih. Dia tidak tega melihat sahabatnya seperti itu, terpuruk dalam kesengsaraan menderita dalam nestapa.
"Iya sayang kita, lihat saja dari sini, kondisi Vio tidak stabil dia Mengamuk seperti itu, wajar karena dia telah kehilangan kekasih yang sangat tercinta, jangankan Vio, kita saja kehilangan Robin, apalagi mereka bahkan akan segera menikah dan itu pasti sebuah pukulan untuk Viola," kata Sean sambil menggenggam erat tangan sang istri.
Jessika pun mengangguk dengan wajah yang sendu, dia sekarang hanya bisa menatap kesakitan Vio dari jarak beberapa meter saja, dia tidak mungkin mendekat karena takutnya kejadian terdorong seperti tadi akan terjadi kedua kalinya, dan takut membahayakan dirinya dan buah hatinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com